Dengan menggunakan bahasa yang dikenali oleh masyarakat setempat, pesan-pesan Alquran dapat lebih mudah dipahami dan diterima oleh mereka.
Hal itu diterangkan dalam QS. An-Nahl: 103, Allah berfirman:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
Ayat lainnya, yaitu dalam QS. Asy-Syu’ara’: 195, Allah berfirman:
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“dengan bahasa Arab yang jelas.”
Baca Juga: Memahami Mubhamat dalam Alquran: Kenali Sebab-sebab Mengapa Mubhamat Terdapat di dalam Alquran
Selain itu, pemilihan bahasa Arab juga memiliki makna simbolis. Bahasa tersebut menjadi identitas agama Islam dan budaya Arab secara keseluruhan.
Bahkan Alquran sendiri mengungkapkan kedudukannya sebagai peraturan (hukman) yang diungkapkan dalam bahasa Arab.
Allah berfirman dalam QS. Ra'd: 37:
وَكَذَٰلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا ۚ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَمَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا وَاقٍ
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
Dalam kesimpulannya, pemilihan Alquran berbahasa Arab didasarkan pada pertimbangan kejelasan komunikasi, universalitas pesan-pesan agama Islam kepada masyarakat setempat, serta makna simbolis bagi identitas agama dan budaya kaum Muslimin secara luas.***