Apa Saja Potensi Pada Diri Manusia Menurut Perspektif Islam yang Harus Diketahui? Simak Penjelasannya!

Photo Author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 11:50 WIB
Gambar ilustrasi mengenai potensi dalam diri manusia. ((GENMUSLIM.id/dok;pixabay.com /Tumisu))
Gambar ilustrasi mengenai potensi dalam diri manusia. ((GENMUSLIM.id/dok;pixabay.com /Tumisu))
 
GENMUSLIM.id - Di dalam Islam, setiap manusia mempunyai potensi sekaligus kekurangan.
 
Potensi tersebut dimiliki manusia untuk dikembangkan sekaligus untuk menutupi kekurangan yang ada pada diri manusia.
 
Tanpa mengenal potensi pada dirinya, manusia akan kebingungan menjalani hidup dan tidak punya arah hidup yang jelas.
 
Memang, perihal mengenali diri sendiri beserta potensinya diperlukan perenungan yang mendalam sekaligus konsultasi kepada para pakar.
 
Di dalam Islam, Allah SWT telah memberi semacam kisi-kisi mengenai potensi yang ada pada diri manusia.
 
Menurut Muhammad Alpin Hascan di jurnal Konsep Serta Solusi Pengembangan Diri dalam Islam mengatakan, bahwa mengenali potensi diri iut tidak hanya agar tujuan hidup jelas, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.
 
 
 
Artinya, setiap kemampuan, kelebihan, dan potensi diri kita dikembangkan, maka itu bukti kita mensyukuri nikmat dari Allah SWT.
 
Lantas, potensi manusia yang harus diketahui apa saja?  
 
Menurut Mulya Hudori di dalam jurnal yang berjudul  13 Langkah Mengembangkan Potensi Diri menjelaskan potensi-potensi yang dimiliki oleh umat manusia menurut perspektif Islam, di antaranya:
 
1.Potensi akal, yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya terletak pada akalnya, manusia dengan akalnya mampu untuk berfikir bagaimana merumuskan konsep, mengajukan ide-ide atau gagasan yang berguna bagi kemaslahatan umum.
 
Bisa berfikir bagaimana bisa bertahan hidup dengan tidak merugikan pihak lain, dengan akal sehatnya juga manusia mampu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum bertindak atau mengambil keputusan, serta mengakui keagungan Sang Pencipta lewat alam semesta ini.
 
2. Potensi ruh, ada perbedaan pendapat mengenai potensi ruh ini, di mana ruh didefinisikan nyawa itu sendiri, sedangkan ulama lain berpendapat bahwa ruh itu keyakinan , keteguhan, dan kemantapan batin yang mendukung manusia dalam berbuat dan memutuskan perkara.
 
3. Potensi qalbu, istilah qalbu tidak bisa disederhanakan atau dipadankan dengan hati.
 
Qalbu ini mengacu lebih dalam pada diri manusia dan fokus pada aktivitas rasa yang sering bergejolak sealigus tidak pasti, seperti kadang senang, kadang juga sedih, kadang bahagia, kadang menderita, kadang setuju, kadang menolak, dan seterusnya.
 
4. Potensi fitrah, istilah fitrah ini bisa didefinisikan sebagai bawaan lahir dalam diri manusia, fitrah manusia yang butuh Dzat Yang Maha Besar sekaligus fitrah lain yang sifatnya muamalah, seperti membutuhkan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
 
Namun, fitrah ini tidak stagnan, seiring bertambahnya umur pada diri manusia, bisa saja potensi fitrah ini tercampur dengan berbagai macam ide-ide yang baru didengarnya.
 
5. Potensi nafs, manusia berbeda dengan malaikat yang mempunyai dorongan ketaatan mutlak pada Allah SWT.
 
Manusia juga berbeda dengan iblis yang mempunyai dorongan untuk maksiat dan kufur terus menerus kepada Allah SWT, manusia makhluk yang mempunyai potensi nafs, yakni mempunyai dorongan untuk bisa berbuat baik sekaligus berbuat keburukan.***
 
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Jurnal Konsep serta solusi pengembangan diri dalam Islam, Mu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X