Kisah Inspiratif: Salamah bin Al Akwa, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pejuang Infanteri Wanita Terbaik

Photo Author
- Kamis, 3 Agustus 2023 | 07:50 WIB
Salamah bin Al Akwa, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pejuang Infanteri Terbaik ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pinterest))
Salamah bin Al Akwa, Sahabat Nabi yang Dijuluki Pejuang Infanteri Terbaik ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pinterest))
GENMUSLIM.id - Salamah bin Al Akwa adalah salah satu sahabat Nabi, perempuan asal Rabadzah.
 
Nama lengkap Salamah bin Al Akwa adalah Salamah bin Amr bin al-Akwa', Al Akwa berasal dari nama kakeknya.
 
Salamah Al Akwa, salah seorang pemanah bangsa fuab yang terkemuka, tokoh yang berani, dermawan dan gemar berbuat kebajikan.
 
Salamah bin Al Akwa termasuk tokoh Baiatur Ridwan atau janji kesetiaan sebelum perjanjian hudaibiyah.
 
Ia dijuluki pejuang infanteri wanita terbaik, yang kerap kali mengikuti peperangan bersama Rasulullah.
 
 
Pada tahun ke 5 Hijriah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersama para sahabat meninggalkan Madinah hendak berziarah ke Mekkah, tetapi dihalangi oleh orang-orang Quraisy.
 
Rasulullah mengutus Utsman bin Affan untuk menyampaikan kepada mereka, bahwa tujuan kunjungannya hanyalah untuk berziarah dan bukan untuk berperang.
 
Sementara menunggu kembalinya Utsman, tersiar berita bahwa ia telah dibunuh oleh orang-orang Quraisy.
 
Rasulullah SAW lalu duduk dibawah naungan sebatang pohon menerima bai'at sehidup semati dari sahabatnya seorang demi seorang. 
 
Salamah bin Al Akwa bertutur, "Aku mengangkat bai'at kepada Rasulullah di bawah pohon, dengan pernyataan menyerahkan jiwa ragaku untuk Islam, lalu aku mundur dari tempat itu. 
 
 
Tatkala mereka cidak berapa banyak lagi, Rasulullah bertanya, "Hai Salamah, kenapa kamu tidak ikut bai'at?"
 
"Aku telah bai'at, wahai Rasulullah!" ujar Salamah bin Al Akwa.
 
"Ulanglah kembali!"' titah Nabi.
 
Dan Salamah bin Al Akwa telah memenuhi isi bai'at itu sebaik-baiknya. 
 
Bahkan sebelum diikrarkannya, yakni semenjak ia mengucapkan "Asyhadu alla
llaha lllallah, wa-Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah", maksud bai'at
itu telah dilaksanakan.
 
"Aku berperang bersama Rasulullah sebanyak tujuh kali, dan bersama Zaid bin Haritsah sebanyak sembilan kali", terang Salamah.
 
Salamah terkenal sebagai tokoh paling mahir dalam peperangan jalan kaki, memanah serta melemparkan tombak dan lembing.
 
 
Siasat yang dijalankannya serupa dengan perang gerilya.
 
Jika musuh datang menyerang, maka ia menarik pasukannya mundur ke belakang. 
 
Tetapi bila mereka kembali atau berhenti untuk beristirahat, maka diserangnya mereka tanpa ampun.
 
Dengan siasat seperti ini, ia mampu seorang diri menghalau tentara yang menyerang luar kota Madinah di bawah pimpinan Uyainah bin Hishan al-Fizari dalam suatu peperangan yang disebut perang Dzi Qarad.
 
Ia pergi membuntuti mereka seorang diri, lalu memerangi dan menghalau
mereka dari Madinah, hingga akhirnya datanglah Nabi membawa bala
bantuan.
 
 
"Kalau tidak karena-Mu tidaklah kami akan dapat hidayah. Tidak akan shalat dan tidak pula akan berzakat. Maka turunkanlah ketetapan kedalam hati kami. Dan dalam berperang nanti, teguhkanlah kaki-kaki kami.", ucap Salamah bin Al Akwa pada Rasulullah SAW.
 
Dalam peperangan itu, Amir memukulkan pedangnya kepada salah seorang musyrik. 
 
Namun, rupanya pedang yang digenggamnya, hulunya itu melantur dan terbalik hingga menghujam pada ubun-ubunnya yang menyebabkan kematiannya.
 
Beberapa orang Islam berkata, "Kasihan Amir, Ia terhalang mendapatkan mati syahid."
 
Maka pada waktu itu, hanya sekali itulah, Salamah merasa amat kecewa sekali. 
 
 
Ia menyangka seperti sangkaan sahabat-
sahabatnya, bahwa saudaranya Amir tidak mendapatkan pahala berjihad dan mati syahid, disebabkan ia telah bunuh diri tanpa sengaja.
 
Namun, Rasul yang pengasih itu, segera mendudukkan perkara pada tempat yang sebenarnya, yakni ketika Salamah datang kepadanya bertanya, "'Wahai Rasulullah, benarkah pahala 'Amir itu gugur?."
 
Rasulullah SAW menjawab, "Ia gugur bagai pejuang. Bahkan mendapat dua macam pahala. Sekarang ia sedang berenang di sungai-sungai surga."
 
Kedermawanan Salamah telah cukup terkenal, tetapi ada hal yang luar biasa, Salamah akan mengabulkan permintaan orang lain apabila pintanya atas nama Allah.
 
Orang-orang yang mengetahui hal ini jika tuntutannya berhasil ia akan mengatakan, "Kuminta padamu atas nama Allah." 
 
Salamah bin Al Akwa menghabiskan sisa hidupnya di Rabadzah, kampung yang dipilih oleh Abu Dzar dulu sebagai tempat hijrah.
 
Suatu ketika, Salamah bin Al Akwa merasa rindu Madinah, datanglah ia berkunjung selama dua hari.
 
Dihari ketiga, Salamah bin Al Akwa wafat, demikianlah tanahnya yang tercinta memanggil insan terbaik untuk direngkuh dalam pelukannya.***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Buku 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X