GENMUSLIM.id - Donald Trump kini berada di posisi kunci dalam upaya gencatan senjata di Jalur Gaza.
Namun, tantangan besar telah menanti, terutama dalam meyakinkan pihak-pihak yang terlibat untuk menghentikan pertempuran.
Meski kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan namun Israel belum terlihat ingin menghentikan peperangan.
Israel kini berambisi memperluas wilayahnya di Tepi Barat dengan tujuan mengurangi pengaruh Iran. Hal ini mungkin bisa menjadi hambatan dan tantangan dari prioritas lain yang dimiliki Donald Trump.
Seperti yang diketahui, Donald Trump adalah salah satu tokoh yang telah mendorong gencatan senjata di Gaza. tetapi, situasi kali ini menguji kembali kemampuannya untuk memaksakan kesepakatan di tengah ketegangan yang ada.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan setuju dengan gencatan senjata ini, sebagian besar karena popularitas Donald Trump di Israel.
Dilansir GENMUSLIM dari Middleeasteye pada Minggu, 19 Januari 2025, Donald Trump menunjukkan kesediaan untuk mendukung Benjamin Netanyahu dalam hal perluasan permukiman di Tepi Barat dan penjualan senjata.
Donald Trump juga mencalonkan Mike Huckabee, yang dikenal sebagai pendukung aneksasi Tepi Barat, diusulkan sebagai duta besar untuk Israel, menambah ketegangan yang ada.
Sementara itu, Marco Rubio, calon Menteri Luar Negeri, mengusulkan pencabutan sanksi terhadap pemukim Israel yang menghadap Pengadilan Kriminal Internasional atas kasus genosida terhadap Israel yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden.
William Usher, mantan analis senior Timur Tengah di CIA menduga jika salah satu alasan Benjamin Netanyahu menerima kesepakatan gencatan senjata adalah dengan ganti perluasan pemungkiman wilayah di Tepi Barat.
Gencatan Senjata Di Bawah Pengawasan Donald Trump
Dalam Gencatan senjata ini, Hamas diharuskan membebaskan 33 sandera Israel sebagai imbalan untuk pembebasan 1.000 tahanan Palestina, tampaknya cukup populer di Israel.
Donald Trump berharap momen pembebasan ini akan menjadi sorotan saat pelantikannya pada 20 Januari, mirip dengan momen ketika Iran membebaskan sandera kedutaan pada tahun 1981.