GENMUSLIM.id – Fenomena jouhatsu di Jepang menggambarkan praktik penghilangan diri secara sukarela yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun.
Tekanan sosial yang tinggi merupakan penyebab utama dari fenomena jouhatsu ini.
Budaya konformitas yang kuat di Jepang dan ekspektasi sosial yang berat sering kali membuat individu merasa tertekan dan terjebak dalam situasi yang tidak memuaskan.
Jouhatsu, yang berarti "penghilangan diri," menarik perhatian karena tingginya jumlah orang Jepang yang dilaporkan hilang secara misterius.
Dikutip GENMUSLIM dari YouTube Alex Pandang, Jumat, 13 September 2024,
Data terbaru mencatat bahwa sekitar 84.900 orang hilang antara 2013 hingga 2022, meskipun upaya pencarian oleh kepolisian dilakukan secara intensif.
Faktor ekonomi juga berperan, terutama selama pandemi COVID-19, ketika banyak orang menghadapi beban keuangan yang berat.
Baca Juga: Siap Dukung Qari Qariah Andalan Kalian? Intip Jadwal Perlombaan MTQ Nasional Ke 30 Kaltim 2024
Akibatnya, beberapa orang memilih untuk menghilang daripada menghadapi kesulitan finansial.
Proses jouhatsu dilakukan dengan sangat hati-hati.
Mereka yang memilih penghilangan diri biasanya menggunakan jasa agen khusus yang membantu merencanakan dan melaksanakan proses ini.
Salah satu agen terkenal adalah Unigea, yang menawarkan layanan untuk memulai kehidupan baru secara rahasia.
Meskipun tidak ada undang-undang yang melarang praktik ini, agen hanya melayani klien yang tidak terlibat dalam kejahatan berat.
Kepolisian Jepang menghadapi kesulitan dalam melacak orang-orang yang memilih jouhatsu karena proses ini sering melibatkan jaringan mafia atau Yakuza.