GENMUSLIM.id - Laporan terbaru dari Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Sudan kini menguasai senjata, dengan peralatan militer modern yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan dari China, Iran, Rusia, Serbia, dan Uni Emirat Arab.
Konflik antara angkatan bersenjata Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang telah berlangsung sejak April 2023.
Kondisi ini jelas menambah penderitaan di negara yang sudah berada dalam krisis kemanusiaan ini.
Dilansir oleh GENMUSLIM.id dari middleeasteye.net pada Selasa, 10 September 2024 bahwa HRW menganalisis 49 foto dan video yang diambil oleh para militer Sudan dan diposting di media sosial,
Menunjukkan penggunaan senjata seperti drone bersenjata, jammer drone, misil pandu anti-tank, peluncur roket multi-tabung yang dipasang di truk, dan amunisi mortir.
Senjata-senjata ini telah memperburuk kondisi di Sudan yang sudah sangat parah, dengan laporan menyebutkan bahwa pasokan senjata baru ini telah digunakan untuk melakukan lebih banyak kekejaman.
"Konflik Sudan merupakan salah satu krisis kemanusiaan dan hak asasi manusia terburuk di dunia, dimana pihak-pihak yang bertikai melakukan kekejaman dengan impunitas," ujar Jean-Baptiste Gallopin, dikutip GENMUSLIM dari Human Rights Watch.
Dan senjata serta peralatan yang baru saja diperoleh kemungkinan besar akan digunakan untuk melakukan kejahatan-kejahatan lebih lanjut," kata Jean-Baptiste Gallopin melanjutkan.
Menurut laporan HRW, pihak-pihak yang terlibat dalam perang Sudan memperoleh senjata-senjata ini setelah konflik dimulai.
Beberapa video yang diverifikasi menunjukkan penggunaan drone untuk menyerang warga sipil tak bersenjata, yang mengakibatkan kematian dan cedera.
Video-video tersebut memperlihatkan serangan menggunakan drone yang menargetkan daerah-daerah sipil di Bahri, utara Khartoum.
HRW merekomendasikan agar PBB memperluas embargo senjata yang awalnya diterapkan di wilayah Darfur untuk mencakup seluruh Sudan.