GENMUSLIM.id - Rumah Sakit Utama di kota Al Fashir Sudan ditutup, setelah diserang oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebuah kelompok paramiliter, demikian disampaikan oleh kelompok bantuan Doctors Without Borders (MSF) pada hari Minggu, 9 Juni 2024.
Serangan ini menambah deretan kekerasan yang terjadi di wilayah Darfur, yang telah menjadi medan pertempuran antara tentara Sudan dan RSF sejak April 2023.
Al-Fashir, kota dengan lebih dari 1,8 juta penduduk termasuk pengungsi, kini menghadapi krisis kesehatan serius akibat penghancuran rumah sakit tersebut.
RSF yang telah menguasai ibu kota Khartoum dan sebagian besar wilayah barat Sudan, kini berusaha memperluas pengaruhnya ke wilayah tengah negara tersebut.
Dilansir GENMUSLIM.id dari Arab News, Selasa, 11 Juni 2024, Badan-badan PBB telah memperingatkan bahwa rakyat Sudan berada dalam "risiko kelaparan" yang semakin meningkat.
Menurut laporan PBB, sekitar 130.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka di Al-Fashir akibat pertempuran pada bulan April dan Mei.
Hingga kini, RSF belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar atas insiden ini.
Rumah Sakit Selatan, satu-satunya fasilitas medis di Al-Fashir yang mampu menangani kejadian korban massal, kini tidak berfungsi lagi.
MSF melaporkan bahwa dari 10 Mei hingga 6 Juni, sekitar 1.315 orang terluka yang tiba di rumah sakit tersebut, dan 208 orang meninggal dunia.
Namun, banyak korban tidak bisa mencapai rumah sakit karena pertempuran yang terus berlangsung.
"Kami sangat mengecam tindakan RSF yang melepaskan tembakan di dalam rumah sakit. Ini bukan satu-satunya insiden, staf dan pasien telah mengalami serangan terhadap fasilitas tersebut selama berminggu-minggu dari semua sisi, namun melepaskan tembakan di dalam rumah sakit adalah tindakan yang melanggar batas," kata Michel Lacharite, kepala kedaruratan MSF dalam sebuah pernyataan.
Rumah sakit tersebut telah mulai mengevakuasi pasien setelah terkena dampak pertempuran sebanyak tiga kali sejak 25 Mei.