Menurut laporan dari media Israel, penutupan bandara ini merupakan salah satu dampak besar dari pemogokan yang diserukan oleh serikat pekerja pada hari minggu.
Selain bandara, di sektor kesehatan yaitu rumah sakit dilaporkan beroperasi dengan jadwal akhir pekan yang dikurangi, memberikan layanan yang terbatas dibandingkan dengan hari kerja biasa.
Banyak bank, sekolah dan institusi lainnya juga bergabung dalam aksi protes ini, menutup layanan mereka sebagai bentuk solidaritas dan tekanan terhadap pemerintah.
Pemogokan satu hari ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap kesepakatan yang dicapai antara pemerintah Israel dan Hamas.
Kesepakatan tersebut mencangkup pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza dalam pertukaran dengan tawanan lainya serta perjanjian gencatan senjata.
Namun kesepakatan ini memicu gelombang protes yang meluas di kalangan masyarakat Israel yang merasa pemerintah tidak memberikan perlindungan yang memadai bagi warganya.
Protes ini memberikan tekanan yang lebih luas terhadap Netanyahu, yang sudah menghadapi kritik atas berbagai kebijakannya.
Kali ini tekanan datang dari berbagai kalangan termasuk keluarga tawanan, serikat pekerja, dan masyarakat sipil yang merasa pemerintah gagal melindungi warganya.
Beberapa analis politik menyatakan bahwa protes ini bisa menjadi titik balik dalam pemerintahan Netanyahu untuk mengambil langkah langkah yang diperlukan guna mengakhiri konflik dan menghindari lebih banyak korban jiwa.
Meskipun ketidakpastian masih menyelimuti aksi protes ini, apakah aksi ini cukup kuat untuk memaksa Netanyahu melakukan perubahan kebijakan atau justu berakhir tanpa hasil yang signifikan. ***