GENMUSLIM.id - Ismail Haniyeh lahir di Gaza pada tahun 1962 yang diusir dari Al Jura yang saat ini menjadi bagian dari wilayah Israel.
Tumbuh besar dipengungsian Al Shati yang didirikan oleh PBB untuk warga Palestina setelah pengusiran yang dilakukan Israel pada tahun 1948, sebanyak 750.000 orang dipaksa meninggalkan rumah mereka yang menyebabkan berdirinya negara Israel.
Ismail Haniyeh merupakan lulusan dari Universitas Islam Gaza pada bidang Sastra Arab dan menjadi awal keterlibatannya sebagai aktivis mahasiswa.
Latar belakang pendidikannya ini membawanya sebagai pemimpin politik Hamas yang terkenal moderat dan pandai bernegosiasi.
Dikutip oleh GENMUSLIM dari Middle East Eye pada Kamis, 1 Agustus 2024 awal mula berdirinya Hamas pada tahun 1987, Haniyeh menjadi salah satu anggota muda pendiri kelompok tersebut.
Akibat keanggotaannya di Hamas, Ismail Haniyeh ditahan oleh Israel sebanyak tiga kali sejak akhir tahun 1980 dan yang paling lama terjadi pada tahun 1989 sampai 1992
Pada tahun 1992 Haniyeh termasuk dari 415 aktivis politik Palestina yang dideportase oleh Israel dari Jalur Gaza. Dan baru bisa kembali ke Jalur Gaza pada tahun 1993.
Sejak keanggotannya di Hamas, Haniyeh memiliki hubungan dekat dengan pendiri dan pemimpin Hamas yaitu Ahmed Yassin.
Setelah Ahmed Yassin dibebaskan dari penjara Israel pada tahun 1997, Haniyeh menjadi sekretaris pribadi Ahmed Yasiin.
Kemudian sepeninggal Ahmad Yasiin akibat pembunuhan, kepemimpinan diigantikan oleh Abdel Aziz Al Rantisi pada tahun 2004, Haniyeh diangkat menjadi pemimpin cabang gerakan tersebut di Gaza pada tahun 2007 sampai tahun 2017.
Pada tahun 2006 Hamas ikut berpartisipasi dalam pemilihan legislatif Palestina. Pemimpin politik saat itu adalah Khaled Meshaal yang sedang tinggal di luar negeri, maka Haniyeh yang didaftarkan sebagai pemimpin dalam pemilihan.
Hasilnya Hamas memperoleh suara terbanyak dan pada bulan Maret 2006 Ismail Haniyeh dilantik sebagia Perdana Menteri keempat oleh presiden otoritas Palestina Mahmoud Abbas.