Haniyeh lebih dikenal sebagai pemimpin Hamas yang banyak mengambil peran penting dalam kebijakan luar negeri dan diplomasi Hamas, namun kurang terlibat dalam urusan militer.
Bahkan Sinwar pemimpin Hamas di Gaza sambil tertawa dan bercanda mengatakan bahwa Haniyeh adalah pemimpin yang lebih moderat dan cerdas, tapi tidak mengerti apa apa tentang peperangan.
Perannya sebagai pemimpin politik Hamas membuatnya banyak kehilangan anggota keluarga. Diketahui bahwa selama Haniyeh tinggal dipengasingan, anggota keluarganya tetap tinggal di Gaza.
Dan selama perang berlangsung pasukan Israel menyerang kampung pengungsi Al Shati dua kali dan pada bulan April serangan Israel menewaskan tiga putra, dua cucu, saudara perempuan dan sekitar 10 kerabat lainnya.
Sejak tahun 2003 Haniyeh berhasil selamat dari upaya pembunuhan oleh Israel, namun pada tanggal 31 Juli 2024 beliau tewas terbunuh oleh serangan rudal Israel di Teheran setelah menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.
Kematiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi Hamas dan warga Palestina. Presiden Palestina dan pejabat senior Hamas mengecam serangan tersebut sebagai tindakan pengecut.
Bahkan banyak negara seperti Rusia, China, Turki, Iran dan beberapa partai Arab dan Palestina termasuk Fatah mengecam tindaka pembunuhan tersebut.
“Jangan kamu mengira bahwa orang orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki” (QS Ali Imran: 167). ***