GENMUSLIM.id - Serangan udara Israel berhasil menghantam tepat di timur laut Lebanon pada Minggu pagi dan melukai 3 orang, berdasarkan laporan dari Anggota pertahanan sipil setempat.
Serangan udara menargetkan daerah dekat kota Baalbek, tempat markas besar kelompok militan Hizbullah Lebanon berada, yang merupakan serangkaian intrusi terbaru Israel ke wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Insiden ini terjadi beberapa saat setelah tengah malam, melukai tiga orang, seperti yang dilaporkan oleh Wali Kota Baalbek, Bachir Khodr, yang menyampaikan berita tersebut melalui X.
Sebetulnya detail peristiwa serangan itu belum terlalu jelas. Dikarenakan Serangan yang terjadi beberapa jam setelah Hizbullah menyatakan pengakuan bahwa mereka menggunakan dua drone yang membawa bahan peledak untuk menyerang sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel di kota Kfar Blum, Israel utara.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan udara tersebut ditujukan kepada sebuah bengkel yang digunakan oleh Hizbullah untuk kegiatan militer.
Ditambahkannya bahwa setelah serangan tersebut, sekitar 50 roket ditembakkan dari Lebanon menuju Israel, yang menyatakan beberapa roket ditembak jatuh dan lainnya jatuh di area terbuka.
Sepasang serangan udara Israel pada 12 Maret di dekat Baalbek menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 20 orang, menandai berlanjutnya eskalasi antara Israel dan Hizbullah atas perang yang dilakukan Israel dengan militan Hamas di Gaza.
Sejak konflik antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober, Hizbullah telah melakukan serangan terhadap posisi militer Israel di sepanjang perbatasan.
Namun, wilayah Baalbek telah menjadi sasaran serangan udara setidaknya tiga kali sejak akhir Februari.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, tindakan Israel dilaporkan telah mengakibatkan kematian lebih dari 31.000 warga sipil Palestina, lebih dari 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Situasi di Timur Tengah masih sangat bergejolak, karena ketegangan antara Israel, Hizbullah, dan kelompok ekstremis lainnya terus meningkat, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan di kawasan.
Ketika konflik terus berlanjut, tidak ada harapan bagi perdamaian dan banyak nyawa tak berdosa terancam.***