Kesepakatan ini diharapkan dapat membebaskan para sandera, menghentikan pertempuran, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang sangat membutuhkan.
Meskipun upaya untuk mencapai gencatan senjata, serangan baru Israel di Gaza pada hari Selasa menewaskan sedikitnya 15 orang.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang mempersiapkan perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskipun ketidakpastian mengenai akses dan keamanan perbatasan tetap menjadi kendala.
Baca Juga: Krisis Palestina: Serangan Israel pada Fasilitas Medis dan Ancaman Kemanusiaan yang Memuncak
Keluarga para sandera di Israel berada dalam keadaan harapan dan keputusasaan. Seorang pejabat Israel menyatakan bahwa tahap pertama kesepakatan akan mencakup pembebasan 33 sandera, termasuk anak-anak dan perempuan, serta penarikan sebagian pasukan Israel secara bertahap.
Sumber Palestina menyebutkan bahwa Israel akan membebaskan 1.000 tahanan Palestina dalam tahap pertama selama 60 hari.
Konflik ini dimulai setelah serangan pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.
Sejak itu, lebih dari 46.000 warga Palestina di Gaza dilaporkan tewas.
Kedua belah pihak telah berkomitmen untuk mencapai gencatan senjata yang disertai dengan pertukaran sandera, meskipun Hamas menolak kesepakatan yang tidak mengakhiri perang secara permanen, sementara Israel menegaskan tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dibubarkan.
Pelantikan Trump pada 20 Januari kini dianggap sebagai batas waktu de facto untuk perjanjian gencatan senjata. ***