Para keluarga yang ditinggalkan terlihat berjalan di belakang truk yang membawa jenazah menuju pemakaman terakhir mereka.
Di tengah tangisan para ibu dan ayah yang kehilangan anak-anak mereka, rasa tidak berdaya dan kesedihan mendalam terasa sangat nyata di kamp pengungsi ini.
Serangan di kamp Nuseirat ini adalah salah satu contoh dari banyak tragedi yang terjadi di Gaza.
Serangan-serangan ini kerap kali menargetkan warga sipil, tanpa memandang tempat dan waktu.
Baca Juga: Irak Berkabung Selama Tiga Hari untuk Pemimpin Hizbullah: Dampak Serangan Israel di Timur Tengah
Militer Israel terus melancarkan serangan udara yang menghancurkan rumah-rumah tempat keluarga Palestina berlindung, tanpa memedulikan keselamatan anak-anak dan perempuan.
Pemakaman di Gaza juga semakin sulit dilakukan karena kurangnya lahan pemakaman yang tersisa.
Banyak jenazah akhirnya dikuburkan bersama anggota keluarga lain yang sebelumnya sudah menjadi korban agresi serupa.
Keluarga-keluarga di Gaza hidup dalam ketakutan, karena serangan udara bisa datang kapan saja, menghancurkan rumah mereka saat mereka sedang tidur.
Apa yang terjadi di Nuseirat, Gaza, adalah bagian dari genosida yang terus berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Anak-anak dan perempuan menjadi korban utama dari kekerasan ini, dan dunia seolah menutup mata terhadap penderitaan mereka.
Sampai kapan tragedi ini akan berlangsung? Berapa lama lagi dunia akan berdiam diri?
Serangan di Nuseirat tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma mendalam bagi mereka yang selamat.
Gaza, dengan segala kesedihan yang menyelimutinya, terus menjadi saksi bisu dari kekejaman yang dilakukan oleh militer Israel. ***
