Yedioth Ahronoth Ibrani: Pemerintahan Netanyahu mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa tentara pendudukan masih menghadapi perlawanan di Gaza.
Baik di bawah tanah maupun di atasnya, dan bahwa Hamas masih memegang kendali dan dapat menjalankan kekuasaan di Jalur Gaza.
Dikutip GENMUSLIM dari Telegram PALESTINA POST pada Sabtu, 14 September 2024, Tentara Israel telah mengumumkan bahwa tidak ada cukup kekuatan untuk memulai perang multi-tahap yang kita tidak tahu bagaimana itu akan berakhir.
Meski seruan internasional untuk menghentikan agresi militer ini terus disuarakan, konflik ini tampaknya belum menemukan titik akhir.
Situasi di Palestina mencerminkan kompleksitas konflik yang melibatkan banyak kepentingan, baik politik maupun militer.
Benjamin Netanyahu kebingungan, atas situasi ini, namun juga terlihat tenang karena mungkin masih bisa melancarkan aksinya melakukan genosida.
Pengunduran diri para pejabat tinggi militer Israel bisa jadi merupakan sinyal ketidakpuasan terhadap strategi pemerintah dalam menangani konflik tersebut, atau mungkin cerminan dari tekanan internal yang semakin kuat di kalangan militer.
Secara keseluruhan, pengunduran diri ini hanya menambah keraguan atas kemampuan tentara Israel untuk menghadapi tantangan di wilayah tersebut, terutama ketika genosida terhadap Gaza terus berlanjut.
Sementara itu, rakyat Palestina masih berjuang di bawah agresi militer Israel yang tak kunjung usai, dan dunia internasional terus mengamati perkembangan situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini. ***
