Sehingga cara penamaan wilayah-wilayah tertentu seharusnya konsisten dengan standar yang ada.
Namun demikian, respons JetBlue dianggap tidak memadai oleh banyak pihak.
Banyak penumpang merasa bahwa penjelasan ini mengabaikan sensitivitas politik yang melekat pada masalah representasi wilayah di peta.
Insiden ini bukan pertama kalinya JetBlue terseret kontroversi terkait konflik Israel-Palestina.
Sebelumnya, maskapai ini pernah menghadapi kecaman saat seorang penumpang Yahudi diusir dari penerbangan akibat perselisihan terkait pin politik.
Dikutip GENMUSLIM dari Instagram @muslimhoodmedia, Senin, 9 September 2024,
Hingga saat ini, belum ada permintaan maaf resmi dari JetBlue. Ketidakjelasan posisi maskapai dalam isu ini justru memperkeruh keadaan.
Beberapa penumpang, termasuk Knafo, menilai bahwa peta yang ditampilkan bisa ditafsirkan sebagai pernyataan politik yang memihak, meskipun mungkin tidak disengaja.
Mereka meminta agar JetBlue segera memperbaiki tampilan peta tersebut agar sesuai dengan realitas geopolitik yang ada.
Selain itu, perubahan peta ini dianggap sangat berpengaruh secara emosional bagi banyak penumpang Israel,
Baca Juga: Seorang Wanita Amerika-Turki Tewas Ditembak Tentara Israel, AS Diduga Lakukan Standar Ganda?
Yang merasa bahwa representasi ini adalah bentuk pengingkaran terhadap eksistensi negara mereka.
Bagi sebagian orang, peta ini bukan sekadar alat navigasi, tetapi juga simbol identitas dan pengakuan nasional.
Oleh karena itu, perdebatan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis, tetapi juga menyentuh masalah yang lebih dalam mengenai penghormatan terhadap perspektif politik dan sosial dari semua penumpang.