Mansour bahkan menyebutkan Israel hanya menginkan nama bangsa Palestina tanpa warga negaranya.
Lebih lanjut, Riyad Mansour menegaskan bahwa agresi militer Israel sebenarnya dibentuk sebagai upaya menciptakan ketidakamanan bagi Palestina bukan keamanan.
Menurutnya, kebijakan yang dibuat oleh Israel dirancang hanya untuk memperkuat perseteruan antara dua negara.
Dari pengiriman senjata ke militer Israel yang dibolehkan hingga intervensi oleh pemerintah yang mendukung tindakan Israel.
Akibatnya, sejak Oktober lalu sebanyak 700 warga Palestina telah terbunuh yang terdiri dari 150 lebih anak-anak dan 6 ribu orang terluka.
Terkhusus kerugian yang terjadi di Tepi Barat dan Yerussalem Timur akibat serangan Israel yang sangat brutal.
Menanggapi hal ini, Riyad Mansour menegaskan agar Palestina lebih diperhatikan dan mengabaikan serta tidak memberikan dukungan pada tindakan illegal Israel. ***