Sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka dalam melawan Israel.
Panduan tahun 2019 ini adalah bagian dari upaya bertahun-tahun yang dilakukan oleh Hamas untuk mengembangkan taktik perang bawah tanah yang efektif dan mampu bertahan dalam jangka panjang.
Jaringan terowongan ini memungkinkan para pejuang mereka untuk bergerak dengan cepat dan tersembunyi, menghindari serangan udara dan darat dari Israel.
Laporan The New York Times juga mengungkap bahwa hanya setahun sebelum Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023,
Yahya Sinwar, salah satu pemimpin Hamas yang berpengaruh, mengambil langkah strategis penting.
Pada tahun 2022, ia setuju untuk mengalokasikan dana sebesar $225.000 untuk memasang pintu tahan ledakan di jaringan terowongan tersebut.
Langkah ini diambil untuk melindungi terowongan dari potensi serangan udara dan darat oleh pasukan Israel.
Memastikan bahwa terowongan-terowongan itu tetap dapat digunakan meskipun diserang.
Investasi besar-besaran dalam pembangunan dan pengamanan terowongan menunjukkan bahwa Hamas telah merencanakan dan mempersiapkan konflik ini jauh sebelum serangan mereka dimulai.
Terowongan-terowongan ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur pelarian, tetapi juga sebagai rute serangan yang memungkinkan Hamas untuk menghindari pengawasan udara dan melakukan serangan kejutan terhadap Israel.
Jaringan bawah tanah ini merupakan bagian penting dari strategi militer Hamas yang bertujuan untuk memperpanjang durasi perlawanan mereka dalam menghadapi kekuatan militer Israel yang jauh lebih besar.
Secara keseluruhan, dokumen-dokumen yang diulas oleh The New York Times memberikan pandangan mendalam tentang bagaimana Hamas telah merancang operasi bawah tanah yang terorganisir dan penuh perhitungan.
Dengan taktik yang disusun secara matang dan investasi besar dalam perlindungan terowongan.