Jihad adalah jalan pintas menuju surga. Ada hadis yang menyebutkan bahwa jihad adalah jalan tol menuju surga.
Setelah selesai urusan di dunia, seorang syahid akan langsung menuju ke akhirat dan bertemu dengan kerabat.
Ustadz Khalid Basalamah menyebutkan orang yang tidak ikut jihad mungkin akan mengalami kematian, tetapi mati syahid adalah mati yang mulia.
Ketika para syuhada Badr dikumpulkan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, Nabi bertanya kepada para sahabat apakah mereka tahu apa yang sedang dibicarakan oleh ruh-ruh mereka dengan Allah.
Para sahabat tidak tahu, lalu Nabi menjelaskan bahwa ruh-ruh tersebut meminta agar mereka dikembalikan ke dunia untuk berperang lagi dan merasakan mati syahid sekali lagi, karena besarnya pahala yang mereka lihat.
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, Mati syahid menghapuskan dosa, menghindarkan dari fitnah kuburan, dan masuk surga tanpa hisab.
Bagi laki-laki, ada tambahan berupa menikah dengan 70 bidadari, sebagaimana disebutkan dalam dalil.
Para sahabat dan tabi'in yang memahami konsep ini masuk ke medan perang dengan harapan tidak pulang.
Jika mereka pulang, wajah mereka tampak sedih karena tidak sempat terbunuh.
Bagi mereka, menjadi Mujahid yaitu mati syahid di medan perang adalah sesuatu yang sangat mulia dibandingkan dengan hanya membawa ganimah.
Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahwa ruh-ruh syuhada meminta agar mereka dikembalikan ke dunia karena ingin merasakan mati syahid lagi, namun Allah berfirman bahwa itu sudah menjadi hukum-Nya dan tidak bisa kembali.
Allah menurunkan ayat yang mengatakan bahwa orang yang mati di jalan Allah tidak mati, tetapi diberikan rezeki di sisi Tuhan mereka.
Mereka merasa gembira dengan apa yang Allah berikan kepada mereka dan menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang belum menyusul, agar tidak takut dan tidak sedih.