Setelah Malaysia merdeka dari penjajahan Inggris, konstitusi negara menetapkan Islam sebagai agama resmi.
Hal ini menegaskan posisi Islam dalam masyarakat Malaysia, namun juga menciptakan tantangan tersendiri.
Konstitusi Malaysia memberikan jaminan kebebasan beragama untuk pemeluk agama lain, tetapi tetap menegaskan bahwa Islam adalah bagian integral dari identitas nasional.
Muslim Malaysia, seperti yang tercatat dalam sejarah, memiliki peran penting dalam mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam di negara ini.
Baca Juga: Bahlil Lahadalia Sebut Raja Jawa: Menelusuri Jejak Sejarah Kisah Sang Raja Jawa yang Kontroversial
Meskipun Malaysia dikategorikan sebagai negara sekuler oleh Perdana Menteri Tuanku Abdurrahman, di mana urusan agama dan tata negara dipisahkan, Islam tetap menjadi agama resmi yang diakui secara konstitusi.
Hal ini menciptakan dinamika yang unik dalam hubungan antara agama dan negara di Malaysia.
Sejarah Islam di Malaysia juga menunjukkan adanya kontroversi terkait perubahan keyakinan agama.
Pemerintah Malaysia menetapkan aturan ketat terkait konversi dari Islam ke agama lain, dan ini sering menimbulkan ketegangan.
Pada tahun 2014, Perdana Menteri menyatakan ketidaksetujuannya terhadap murtad dan aktivitas LGBT, yang menunjukkan keteguhan dalam menjaga identitas Islam di negara tersebut.
Kendati demikian, terdapat laporan mengenai sejumlah besar Muslim Malaysia yang secara diam-diam berpindah agama, dengan angka mencapai lebih dari 260.000 menurut laporan New Mandala.
Perpindahan ini sering kali dilakukan dengan menyembunyikan keyakinan baru mereka, menandakan adanya tantangan dalam masyarakat multikultural ini.
Dengan mempelajari Sejarah Islam di Malaysia, kita dapat lebih memahami bagaimana agama ini berkembang dan beradaptasi dengan budaya lokal, khususnya Budaya Melayu yang telah mengalami banyak perubahan sepanjang sejarah.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Islam dalam membentuk identitas nasional Malaysia, meskipun di tengah-tengah tantangan sosial dan politik yang ada. ***
