Thorsen, yang memimpin kelompok ini sejak 2019, dikenal karena tindakan-tindakannya yang provokatif, termasuk pembakaran Al Quran.
Pada bulan Juli 2022, Thorsen bersama anggotanya melakukan aksi pembakaran Al Quran di Oslo, Norwegia, dengan dukungan penuh dari beberapa elemen pemerintahan.
Aksi ini dilakukan di daerah dengan populasi Muslim yang signifikan, memicu reaksi keras dari masyarakat.
Pada tanggal 25 Juni 2022, terjadi insiden penembakan massal di Oslo yang mengakibatkan dua kematian dan 21 luka-luka.
Pelaku, seorang Norwegia keturunan Iran, menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi respons terhadap aksi Thorsen.
Baca Juga: Unik Banget! Taman Hiburan di Afghanistan Tidak Ada Wanita, Para Ayah Asuh Anaknya Sambil Bawa Bekal
Meski pembakaran Al Quran oleh Thorsen mendapatkan perhatian media, tindakan ini tampaknya didukung oleh keadaan politik dan sosial yang sudah tegang.
Aksi pembakaran Al Quran oleh Thorsen dan rekan-rekannya memicu reaksi dari masyarakat,
Termasuk seorang wanita yang mengejar mobil Thorsen dan menabraknya, menyebabkan kecelakaan.
Insiden ini menunjukkan betapa emosional dan polarised-nya situasi tersebut.
Meskipun ada kecelakaan dan beberapa luka-luka, tindakan wanita tersebut menunjukkan tingkat kemarahan yang timbul akibat penistaan agama.
Dalam hal ini, pemerintah Norwegia tampak lambat dalam menanggapi isu-isu islamofobia.
Meskipun Thorsen telah melakukan tindakan ekstrem, penanganan terhadap pelanggaran hukum yang dilakukannya terasa tidak konsisten.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah tindakan penistaan seperti ini akan mendapatkan konsekuensi yang sepadan dengan dampaknya terhadap komunitas Muslim.