GENMUSLIM.id - Berita penangkapan CEO Telegram Pavel Durov di Prancis menjadi berita dunia.
Diketahui penangkapan CEO Telegram Pavel Durov ini karena platformnya dianggap memiliki beberapa pelanggaran hukum dalam dunia digital.
Kabar penangkapan CEO Telegram Pavel Durov sendiri menarik perhatian negara Rusia,
Dimana Durov sendiri lahir dan besar di negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.
Sayangnya hubungan antara Rusia dengan Durov penuh dengan ketegangan.
Setelah Durov meninggalkan negara itu, Rusia mulai memblokir Telegram pada tahun 2018 .
Ketika aplikasi tersebut menolak memberikan layanan keamanan negara akses ke pesan terenkripsi milik pengguna. Larangan tersebut dicabut pada tahun 2020.
Meskipun aplikasi tersebut seperti platform daring lainnya di Rusia menghadapi penyensoran dan pengawasan pemerintah.
Namun, setelah penangkapan pengusaha tersebut, Rusia segera merespons dan kedutaan besarnya di Prancis,
Menuntut akses konsuler ke Durov dan menuntut agar ia memiliki akses terhadap hak-haknya.
Mikhail Ulyanov, perwakilan tetap Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Wina, menuduh Prancis bertindak sebagai masyarakat “totaliter”.
Sementara juga menyebut Durov “naif” karena mempercayai klaim Barat untuk membela kebebasan berbicara.