Dan memastikan pesan kohesi dan perdamaian tersebar luas," ujar Abdel Jabbar.
Ia mengusulkan integrasi program pendidikan bahasa Arab dan Islam ke dalam sistem pendidikan umum Filipina sebagai salah satu solusi untuk memberantas ekstremisme.
Program ini, menurutnya, merupakan bagian dari solusi untuk mempersiapkan anak-anak Muslim ASEAN,
Dengan pendidikan berkualitas yang dapat mendukung upaya dakwah.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Wajib Hafal! 7 Surat Al Quran yang Harus Kuasai: Dari Al-Kahfi hingga Al-Waqiah
Namun, Abdel Jabbar juga menyoroti tantangan lain yang dihadapi oleh para ulama dan tenaga pendidik Islam di Filipina.
Banyak dari mereka bekerja secara sukarela tanpa tunjangan, yang mengakibatkan kondisi ekonomi yang kurang memadai.
"Di negara kami, banyak ulama, imam, dan asatidz yang bekerja tanpa mendapatkan gaji.
Kami berupaya menciptakan lingkungan yang lebih mapan untuk mendukung kesejahteraan mereka," katanya.
Melalui upaya pemberdayaan ekonomi ulama dan pengembangan program pendidikan yang relevan,
Abdel Jabbar berharap dapat memperkuat dakwah dan meningkatkan kesejahteraan pemimpin agama di Filipina.
Ia juga menyampaikan harapannya untuk terus bekerja sama dengan negara-negara Muslim di Asia Tenggara,
Termasuk Indonesia dan Malaysia, dalam mempromosikan dakwah Islam wasathiyah yang efektif dan inklusif.
Abdel Jabbar menggarisbawahi pentingnya penerjemahan gerakan dakwah agar nilai-nilai Islam dapat dikomunikasikan secara efektif,