Lebih lanjut dia juga menyampaikan akan dukungannya terhadap perjuangan Palestina dan berjanji untuk terus membantu memulihkan persatuan Palestina.
Pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran dapat dianggap sebagai aib besar bagi Teheran dan beresiko membuat Republik Islam membalas dendam terhadap Israel.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan bahwa kematian Haniyeh di Teheran akan memperkuat ikatan yang dalam dan tak terpatahkan antara Teheran dan Palestina.
Melansir dari New York Times, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Mengadakan pertemuan darurat di kediamaan pemimpin negara,
Hal ini dianggap acara langka yang biasanya diadakan untuk keadaan luar biasa.
Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh komandan pasukan Quds yang mengawasi jaringan milisi yang bersekutu dengan Iran.
Sudah lebih dari 60 anggota keluarga Haniyeh tewas sejak dimulainya perang Israel dan Gaza termasuk saudara perempuan, tiga Putra dan tiga cucunya.
Dalam salah satu pidatonya pada bulan April lalu Haniyeh berkata
“Melalui darah para martir dan rasa sakit para korban, kita ciptakan harapan, kita ciptakan masa depan, kita ciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat dan negara kita”. ***