GENMUSLIM.id – Setelah tragedi yang terjadi di kamp Nuseirat yang menewaskan 210 orang dalam sekali serangan, akhirnya Hamas setujui proposal gencatan senjata dari Dewan Keamanan PBB.
Kali ini tidak hanya Hamas saja yang menyetujui namun juga faksi lainnya yaitu Jihad Islam. Pernyataan persetujuan ini dikeluarkan oleh Sami Abu Zuhri, salah seorang petinggi senior Hamas.
Dikutip Genmuslim.id dari Middle East Monitor pada tanggal 12 Juni 2024, bahwa Hamas menyetujui proposal gencatan senjata yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB.
Tidak hanya itu, Hamas juga ingin menekankan kepada Amerika Serikat agar Israel pun mematuhi apa yang terkandung dalam isi perjanjian tersebut.
Baca Juga: Siap Syahid! Sumayya Wushah, Jurnalis Termuda di Gaza Berusia 11 Tahun: Aku Percaya Kepada Allah
Adapun isi dalam proposal gencatan senjata yang disetujui Hamas berkaitan dengan penarikan pasukan militer Israel dari wilayah Gaza serta pertukaran tawanan perang dengan tahanan Palestina yang ada di Israel.
“Pemerintah Amerika Serikat akan menghadapi ujian nyata untuk menjalankan komitmennta dalam memaksa Israel agar segera mengkahiri perang dalam implementasi resolusi Dewan Keamanan PBB.” Kata Abu Zuhri.
Diketahui bahwa ini bukan kali pertama Hamas menyetujui proposal gencatan senjata, baik saat di mediasi oleh Qatar maupun yang dilayangkan oleh Amerika Serikat.
Namun setiap kali kesepakatan gencatan senjata itu menuju akhirnya, Benjamin Netanyahu justru melakukan penyerangan terhadap warga Palestina yang membuat kesepakatan itu tidak jadi terlaksana.
Kali ini, menurut Menteri Luar Negri Amerika Serikat, Antony Blinken, ia mengatakan bahwa Israel juga sudah menyepakati usulan tersebut.
Kedua belah pihak kini sudah menerima persyaratan gencatan senjata berupa pertukaran sandera Israel yang ditawan di Gaza dengan tahanan Palestina yang berada di tahanan Israel.
Adapun resolusi gencatan senjata yang dikeluarkan Amerika Serikat ini muncul setelah 14 dari 15 anggota dewan keamanan memberikan suaranya untuk mendukung. Hanya Rusia yang memilih untuk abstain.
Persetujuan Hamas terhadap proposal gencatan senjata kali ini tidak lain dari kondisi rakyat Palestina yang ikut menderita selama hampir 9 bulan perang berjalan.