Lokasi strategis seperti Pusat Perubahan Iklim Regional, Pusat Regional Peringatan Badai Pasir dan Debu, serta Program Penyemaian Awan Regional juga akan terlibat aktif dalam memberikan informasi cuaca yang relevan.
Abdulaziz Al-Harbi, pengawas umum urusan haji, menambahkan bahwa musim haji tahun ini akan menyaksikan peningkatan suhu permukaan di atas normal di Makkah dan Madinah, serta kemungkinan curah hujan di atas rata-rata di tempat-tempat suci.
Asmaa Oulid, seorang peziarah dari Maroko, mengungkapkan bahwa pengawas perusahaan haji telah memberikan pedoman penting terkait cuaca panas tahun ini.
"Kami diberitahu bahwa suhu bisa melebihi 45 derajat Celsius. Oleh karena itu, penting bagi kami untuk minum banyak cairan, menggunakan payung, dan menghindari paparan langsung terhadap sinar matahari," katanya.
Meskipun menyadari tantangan fisik yang akan dihadapi, Asmaa tetap yakin bahwa ibadah haji yang penuh pengorbanan ini akan memberikan berkah dan kesehatan yang baik bagi para jamaah.
Nasser Bukhari, seorang jamaah haji dari Saudi Arabia, juga menyampaikan bahwa persiapan komprehensif telah dilakukan oleh semua sektor di Arab Saudi untuk mengurangi dampak panas ekstrem ini.
"Kami telah mengerahkan perangkat kabut di semua lokasi dan menggunakan bahan berwarna sejuk untuk membuka jalan.
Selain itu, kamp-kamp dengan standar tertinggi telah disiapkan tahun ini untuk memastikan kenyamanan para jamaah," ungkapnya.
Dengan berbagai langkah antisipatif yang telah dilakukan, diharapkan musim haji tahun ini dapat berlangsung dengan aman dan lancar, meskipun tantangan cuaca ekstrem akan menjadi bagian dari perjalanan spiritual para jamaah.***