GENMUSLIM.id- Kini, Masyarakat Palestina kekurangan tenaga medis, akibat IDF terjun melakukan penyerangan di berbagai RS Gaza. Mereka sangat terang-terangan untuk memulai aksi pembantaian.
Israel juga menunda pemasokan tenaga medis Palestina dari beberapa delegasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu RS Al Nasser, Khan Younis, Gaza.
Dari kejadian kemarin, yang menimpa RS Al Nasser dan tenaga medis. Palestina kurangnya rasa aman. Beberapa warga sipil berbondong-bondong membawa saudara yang telah dirawat, pindah ke RS Gaza yang lainnya.
Dapat dilansir dari postingan akun Instagram @middleeastye, pada Rabu, 31 Januari 2024, cakupan informasi dari Afrika Utara dan Barat. Menyatakan aksi IDF yang ganas dan semakin terbuka melakukan genosida di dalam RS Gaza.
Di luar RS, IDF menyerang seorang paramedis yang ingin menuju ke Kota Jenin. Pada tanggal 29 Januari 2024.
Baca Juga: Lagi dan lagi Pasukan Israel Tewaskan sejumlah Anggota Hamas Palestina, Begini Selengkapnya
Paramedis yang berjalan menuju Kota Jenin menaiki sebuah ambulans, diberhentikan secara paksa oleh dua tentara Israel.
Lembaga Bulan Sabit yang beroperasi terkejut, melihat mayat yang tergeletak di luar RS Al Amal, Khan Younis. IDF menegaskan, siapapun yang keluar meninggalkan RS, maka akan ditembak mati.
Semakin banyaknya korban, paramedis kekurangan tenaga, kelelahan, serta pemasokan pangan. Suasana yang ramai dan padat di dalam RS Al Amal, banyak warga sipil yang tergeletak.
Kurangnya alat medis yang memupuni, korban penyerangan IDF terlantar, mereka menyatu dengan darah, lantai yang kotor dan kerumunan orang-orang Palestina yang membantu.
Hal ini terjadi karena Israel menunda pertolongan dan pemasokan alat medis yang datang membantu Palestina, di perbatasan Rafah.
Tertinjau pada akun Instagram @saleemaburass, Jurnalis Palestina. Menghimbau untuk mengevakuasi pasien. Dikarenakan, IDF kembali menyerbu RS Al Amal, Khan Younis. Bukan hanya itu, IDF pun membakar tenda peristirahatan warga sipil di sekitar halaman RS.
Perawat Hassan, sangat sukarela tanpa bayaran membantu dan merawat korban pengeboman, tanpa rasa lelah dan takut. Dia menolak keluar dari RS walaupun tanpa gaji.