GENMUSLIM.id - Film Kiblat yang baru beberapa hari lalu mengadakan press conference, 21 Maret 2024, di Plaza Indonesia, mengundang reaksi dari MUI dan seluruh pemuka agama salah satunya Ustadz Adi Hidayat.
“Harus ada pedoman yang mengandung nilai etis, nilai moral, mengedukasi mengarah kebaikkan bukan mencari peminat dengan genre tertentu yang justru melahirkan kontroversi,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
“Sah - sah aja membuat judul yang menarik perhatian tetapi menjadi tidak sah dilakukan jika bertentangan baik dengan nilai moral yang telah mengakar di masyarakat apalagi nilai keyakinan tertentu,” tambahnya.
Sutradara film kiblat yaitu Bobby Prasetyo dan Agung Saputra sebagai produser, menyatakan pembuatan ide film kiblat ini mengabungkan aspek kehidupan sosial yang ramai dibicarakan manusia dengan sisi agama untuk menjadi cerita utuh.
“UAH mendoakan semua penggiat seni dan para artis, sutradaranya mendapatkan ide yang baik brilian, kalau ada konten yang bagus lebih baik disajikan. Masyarakat Indonesia cukup banyak ratusan juta, kalau semuanya kontennya baik tidak ada peluang melihat hal yang tidak baik,” tambahnya.
Sinopsis Film Kiblat
Film Kiblat yang dibintangi oleh Yasmin Napper (sebagai Ainun) dan Ria Ricis (sebagai Rini), menceritakan seorang santri perempuan yang bernama Ainun mengetahui Abah Mulya (diperankan Whani Darmawan) adalah ayang kandungnya yang tidak pernah merawat dan menjauhkan dari kiblat sebenarnya.
Abah Mulya adalah pemimpin padepokan di Kampung Bumi Suwung, terkenal dengan segala kesaktiannya menyembuhkan segala penyakit dan melipatgandakan uang.
Tidak jarang media massa meliput kegiatan Abah di padepokan.
Rangkaian kejadian misterius dimulai setelah Abah Mulya meninggal dunia dengan cara tragis di Kampung tersebut.
Fenomena aneh kampung ini tidak pernah terdengar azan, padahal panggilan azan adalah suara panggilan untuk shalat.
“Sehingga bila tidak ada azan berarti tidak ada yang melaksanakan shalat di tempat tersebut,” kata Rini.