Namun, psikolog pendidikan anak dan remaja Agstried Pieser berpendapat bahwa orang tua tidak perlu bereaksi berlebihan ketika menghadapi situasi yang melibatkan orang tua sesama jenis, selama anak tidak bertanya-tanya tentang situasi tersebut.
"Ketika anak nonton, lalu mereka menganggap info berlalu, kita enggak harus bereaksi berlebihan. Nonton ok, dia enggak nanya apa-apa, informasinya enggak ke-register, dia enggak ngeh. Mungkin cuma ngeh itu tantenya, we never know kan. Kalau anak enggak bertanya, enggak usah bereaksi berlebihan. Kalau berlebihan, malah dia berpikir infonya harus di-register ke otakku," ujar Agstried
Namun ketika anak akhirnya bertanya kepada orang tua apa maksud dari adegan tokoh kartun dan kedua ibu tersebut, kita harus siap menjawab pertanyaan.
Ya, sebagai orang tua, saya bisa menjelaskan bahwa keluarga mempunyai bentuk dan situasi yang berbeda-beda.
Reaksi Orang Tua
Namun kontroversi muncul ketika sebagian orang tua berpendapat bahwa topik seksualitas dan orientasi seksual tidak boleh dibahas dalam parenting di hiburan anak-anak.
Para psikolog menunjukkan bahwa reaksi orang tua dapat mempengaruhi cara anak memahami ungkapan-ungkapan ini.
Oleh karena itu, komunikasi dan pendidikan yang terbuka menjadi penting.
Perdebatan mengenai penggambaran orang tua LGBT di media anak-anak telah menimbulkan perdebatan kompleks dalam parenting mengenai nilai, norma, dan kebebasan berekspresi.
Para psikolog memberikan wawasan penting mengenai dampak positif dari ungkapan ini, sekaligus mengakui perlunya keseimbangan dalam menghormati nilai-nilai dan keyakinan keluarga.
Seiring dengan perkembangan masyarakat, pemahaman yang lebih mendalam tentang kekuatan media dalam membentuk persepsi anak-anak akan menjadi penting untuk mengatasi kontroversi ini.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/