GENMUSLIM.id - Sebelumnya...
“Ah! Jadi kau benar-benar tidak menyadarinya.” Kana mengangguk. “Perlu aku sadarkan, huh?” tantang Kana.
“Apa yang kau lakukan!” Kane bergerak mundur ketika melihat Kana mulai melangkah mendekatinya.
Kane memiliki sebuah kecemasan jika seseorang berjalan ke arahnya dengan perlahan.
Sebuah kecemasan yang tidak banyak orang tahu. Tentu Kana mengetahuinya karena ia sering membantu Kane ketika Kane merasa terintimidasi dulu saat anak-anak lain menjahilinya.
Baca Juga: Cerpen Bertemakan Psikologi: Kisah Kana dan Kane, Siapa Pelaku Pembuhunan Itu?
Sebuah rasa cemas dan perasaan terintimidasi yang sangat menguntungkan Kana saat ini.
“Awalnya kau membunuh kucing di sekitar rumah kita, lalu kau mencoba sesuatu yang baru, membunuh ibu dan bapak atas saran dari orang asing yang kau temui di jalan."
"Kau mengaku tidak melakukannya dan kau melakukan hal yang sama dua tahun kemudian. Kau membunuh seorang gadis yang menabrakmu. Kau kembali lolos kali itu."
"Kau juga yang melakukan pembunuhan terhadap anak tiri atasanmu itu dan kali ini kau juga lolos. Aku yang membayar semua hukuman untukmu, kau tidak menyadarinya?” Kana berujar dengan langkah yang semakin mendekati Kane.
“Aku tidak melakukannya! Aku seorang polisi, tidak mungkin melakukan hal hina seperti itu! Aku bisa menembakmu jika kau berani maju selangkah lagi!” Kane mulai meraba pistolnya.
Baca Juga: Cerpen: Misteri Pengintaian dan Pengkhianatan, Chapter 1
“Sayangnya, kita akan menyusul ibu dan bapak bersama-sama,” ujar Kana lalu menusuk perut Kane dengan sikat gigi tajam yang ia sembunyikan sejak semalam.
Bersamaan dengan tubuh Kane yang terhuyung, Kana juga merasakan hal yang sama saat peluru Kane menembus tubuhnya.