Menelusuri Jarak dalam Puisi: Antara Teknologi dan Hati, Antara Kehadiran dan Kehilangan Makna

Photo Author
- Selasa, 26 September 2023 | 08:15 WIB
Ilustrasi Foto tentang kehadiran teknologi yang mampu menghapus jarak, namun juga menghapus kehadiran  ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: pixabay/Pexels))
Ilustrasi Foto tentang kehadiran teknologi yang mampu menghapus jarak, namun juga menghapus kehadiran ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: pixabay/Pexels))
 
GENMUSLIM.id - Sebuah jarak dilihat dari bagaimana hati mampu menggapainya, sama seperti sebuah puisi yang dilihat dari bagaimana makna mampu menyentuhnya.
 
Puisi yang akan dihadirkan kali ini akan mengambil tema tentang jarak.
 
Sebuah puisi yang menggambarkan bagaimana jarak mampu didekatkan oleh teknologi.
 
Namun jarak juga mampu dijauhkan oleh teknologi, inilah puisi yang berkisah tentang bagaimana Teknologi mampu mengubah jarak:
 
Tak Terbatasi Ruang
 
Dalam teknologi yang tak terbatasi ruang
Ternyata malah jadi kehadiran yang meniadakan kehadiran
Ternyata malah mencipta
Sebuah ruang baru yang kehilangan kata
Dan kita yang kehilangan makna
 
 
Hingga saling bersama terasa cukup
Tanpa merasa harus saling bersapa
 
Dalam teknologi yang tak terbatasi ruang
Kita jadi kedekatan asing
Yang saling mengabaikan kehadiran
Sampai salah satu dari kita menjadi kenangan
Dan yang lain membawa penyesalan 
 
Interpretasi Puisi
 
Pada puisi diatas berisi tentang rangkuman perasaan dan dampak teknologi, terutama teknologi komunikasi dan media sosial, dalam kehidupan kita.
Puisi ini mengungkapkan kerumitan hubungan manusia dalam era di mana teknologi menghubungkan kita dengan dunia secara lebih luas, tetapi pada saat yang sama, bisa membuat kita merasa semakin terasing satu sama lain.
 
 
"Dalam teknologi yang tak terbatasi ruang
Ternyata malah jadi kehadiran yang meniadakan kehadiran"
 
Bagian ini menyoroti paradoks di mana meskipun teknologi memungkinkan kita terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia tanpa batasan geografis, kita sering kali merasa kehilangan kehadiran fisik dan emosional dalam hubungan kita.
Kehadiran fisik menjadi semakin kurang berarti saat kita lebih terfokus pada interaksi digital.
 
"Ternyata malah mencipta
Sebuah ruang baru yang kehilangan kata
Dan kita yang kehilangan makna"
 
Puisi ini menggambarkan bagaimana teknologi telah menciptakan ruang digital di mana komunikasi sering kali terasa tanpa makna yang mendalam.
Pesan-pesan pendek dan komunikasi singkat sering kali menggantikan komunikasi yang mendalam dan makna yang kuat dalam hubungan kita.
 
 
"Hingga saling bersama terasa cukup
Tanpa merasa harus saling bersapa"
 
Ini bisa diartikan bahwa dalam era teknologi, kita mungkin merasa cukup dekat satu sama lain tanpa perlu benar-benar berbicara atau berinteraksi secara langsung.
Ini juga menyoroti bagaimana interaksi kita menjadi lebih dangkal dalam banyak hal.
 
"Dalam teknologi yang tak terbatasi ruang
Kita jadi kedekatan asing
Yang saling mengabaikan kehadiran
Sampai salah satu dari kita menjadi kenangan
Dan yang lain membawa penyesalan"
 
 
Puisi ini mencerminkan perasaan ketidaknyamanan dan penyesalan ketika kita terlalu banyak terlibat dalam teknologi dan kehilangan hubungan manusiawi yang lebih dalam.
 
Hubungan menjadi asing, dan kita mungkin merasa menyesal saat kita menyadari bahwa kita telah mengabaikan kehadiran orang-orang yang sebenarnya di sekitar kita.
 
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan bagaimana teknologi telah mengubah cara kita berhubungan satu sama lain, baik secara positif maupun negatif.
 
Ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan antara kehadiran digital dan kehadiran manusiawi yang mendalam dalam kehidupan kita.***

Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X