2. Peran Peradaban Islam dalam Penyebaran Angka Modern
Sejarah mencatat bahwa angka Arab yang dikenal khalayak luas saat ini sebenarnya merupakan adaptasi dari angka Brahmi India.
Ketika wilayah Sindhu (sekarang Pakistan) menjadi bagian dari Kekhalifahan Abbasiyah, seorang ilmuwan India bernama Kanaka mempersembahkan kitab matematika "Brahmasphutasiddhanta" kepada Khalifah Al-Mansur.
Kitab ini diterjemahkan oleh para ilmuwan muslim, yaitu Al-Fazari dan Al-Khawarizmi, yang kemudian memperluas dan menyempurnakan teori-teori di dalamnya.
Melalui interaksi antara budaya, Islam dan Eropa, pada abad pertengahan, angka-angka ini akhirnya sampai ke Eropa.
Seorang ahli matematika terkenal, Leonardo Fibonacci, memperkenalkan angka-angka tersebut kepada kawasan Barat melalui bukunya Liber Abaci.
Bermula dari para ilmuwan Eropa yang mempelajari angka ini melalui peradaban Arab maka angka-angka tersebut pun dikenal sebagai angka Arab.
Kemudian, tahukah kamu bahwa ada dua versi angka Arab? Versi pertama adalah angka Arab Timur yang masih digunakan di Kawasan, seperti Iran, Irak, dan sebagian India.
Versi kedua adalah angka Arab Barat yang menjadi dasar angka modern kita.
Misalnya, angka 1 di angka Arab Timur ditulis mirip garis tegak, sedangkan dalam angka Arab Barat bentuknya menyerupai angka 1 yang kita kenal.
Evolusi angka-angka ini menunjukkan adaptasi yang sesuai dengan kebutuhan peradaban saat itu.
3. Mengapa Angka Arab Lebih Unggul dari Angka Romawi?
Salah satu alasan utama angka Arab menggantikan angka Romawi adalah efisiensi. Sistem Romawi kurang cocok untuk operasi matematika kompleks, seperti perkalian dan pembagian.
Bandingkan saja, menuliskan "2024" dalam angka Romawi menjadi MMXXIV, yang jauh lebih sulit dibaca dan ditulis dibandingkan angka Arab modern.