GENMUSLIMS.id – Era masa kini teknologi kita perlahan merangkak menuju revolusi industri 5.0, hal ini menitiberatkan pada integrasi antara keahlian manusia dengan teknologi canggih seperti IoT, Al dan teknologi robot serta mendorong adanya inovasi perkembangan sistem produksi menjadi fleksibel, efisien, berkelanjutan, dan menambah kesejahteraan.
Seperti penggunaan Al pada perusahaan di kawasan Asia Pasifik (APAC) kini tengah berada digaris terdepan revolusi industri 5.0 tersebut, mereka berpikir bahwa dengan kecanggihan teknologi Al dapat dijadikan sebagai pelengkap Tim keamanan siber.
Sejak Asia Pasifik (APAC) kehilangan sebanyak 2,1 juta professional keamanan siber di tahun 2022, Kaspersky selaku perusahaan program antivirus mengungkapkan terkait Al yang digunakan penjahat siber dalam melancarkan aksi kejahatannya.
Peneliti Keamanan Senior untuk Tim Riset dan Analisis Global (GReAT) Asia Pasifik di Kaspersky, Saurabh Sharma mengungkapkan apabila penjahat siber dapat memanfaatkan kekuatan AI, maka begitupun tim keamanan siber juga dapat memanfaatkan teknologi ini untuk kebaikan.
Pada tahun 2022, Asia Pasifik perlu memenuhi kesenjangan talenta keamanan siber sebesar 52,4% seiring dengan penggerak ekonomi digitalnya.
"Kebutuhan mendesak ini dapat mendorong tim keamanan TI untuk mempertimbangkan penggunaan mesin pintar dalam meningkatkan pertahanan siber organisasi mereka dan AI dapat membantu di bidang-bidang utama seperti intelijen ancaman, respon insiden, dan analisis ancaman,” kata Sharma kepada Genmuslim pada Selasa, 5 September 2023.
Selain itu juga dalam penelitian pakar Kaspersky mengemukakan pemanfaat teknologi Al sebagai aksi baik dalam meningkatkan keamanan terhadap ancaman yang berkembang pesat di wilayah Asia Pasifik (APAC).
Pertimbangan penggunaan Al mengetatkan pertahanan siber organisasi, serta dengan AI juga mampu pada bidang bidang utama seperti respon insiden, intelijen ancaman dan analisis ancaman.
Threat Intelligence (intelijen ancaman) merupakan prespektif keamanan siber yang mengimplikasikan pengumpulan informasi relevan berkaitan dengan pelaku kejahatan siber.
Teknologi Al memiliki alogaritma yang mampu dengan cepat mengakses bahkan menganalisis penelitian terdahulu serta teknik, taktik dan prosedur (TTP) yang telah dilihat sebelumnya, hal ini mengarah pada ekspansi hipotesis perburuan ancaman.
Pakar juga mengatakan, dari sudut pandang responden dunia maya teknologi AI dapat merekomendasikan anomali pada kumpulan log yang disediakan, menyarankan langkah-langkah untuk mencari implan awal seperti shell web, menghasilkan tampilan log peristiwa keamanan tertentu, dan memahami log peristiwa keamanan.
Dari segi analisis ancaman atau tahap saat pembela siber (cyber defender) menjajal pemahaman cara kerja alat yang digunakan pada suatu serangan, pakar mentranskripsikan bahwa teknologi seperti ChatGPT bahkan dapat menopang untuk identifikasi komponen penting dalam kode malware, membuat server web duplikat dengan skema enkripsi tertentu, dan melakukan deobfuscate skrip berbahaya.
Kendati demikian tak ada segala sesuatu di dunia ini tak tak luput dari celah kecacatan, begitu halnya dengan teknologi Al, sebagai peringatan mengenai teknologi Al ini memiliki keterbatasan pada :
- Transparansiwajib menjadi bagian dari penerapan dan eksplorasi AI Generatif, terutama saat itu memberikan informasi yang salah
- Untuk fokus pada alur kerja yang ada dan penambahan tim
- Seluruh interaksi dengan AI Generatif harus ada pembukuannya, dipertahankan selama masa pakai produk yang diterapkan di perusahaan, dan tersedia untuk ditinjau.
Bila Teknologi AI dimanfaatkan secara efektif dapat meminimalisir kebutuhan keterampilan bagi analis keamanan,namun perlu diingatkan dengan kecanggihan teknologi Al ini hanya dapat membantu bukan mengantikan manusia.
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.