Fenomena Banyaknya Perusahaan di Indonesia PHK Gen Z: Alasan di Balik Keputusan dan Dampaknya pada Generasi Muda

Photo Author
- Jumat, 10 Januari 2025 | 21:16 WIB
Pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia terhadap pegawai dari kalangan Generasi Z (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @staffinc.co)
Pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia terhadap pegawai dari kalangan Generasi Z (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @staffinc.co)

GENMUSLIM.id - Sepanjang tahun 2024 lalu, sejumlah perusahaan dilaporkan banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pegawai dari kalangan Generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010.

Tren ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pekerja muda yang kehilangan pekerjaan.

Dilansir dari threads radiosmartfm959 pada Jumat, 10 Januari 2025 yang menyampaikan laporan terbaru Intelligent, sebuah platform konsultasi pendidikan dan karier yang melakukan survei terhadap hampir 1.000 tim HR, ditemukan bahwa satu dari enam pemberi kerja enggan merekrut karyawan dari kalangan Gen Z.

Sikap ini muncul karena Gen Z dianggap memiliki reputasi sebagai generasi yang cenderung manja, mudah tersinggung, dan kurang tahan terhadap tekanan di tempat kerja.

Baca Juga: MAN 4 Jakarta Kirimkan 9 Siswa Menuju Al Azhar Kairo, Ciptakan Generasi Muda yang Berkualitas

Selain itu, survei tersebut juga mengungkap bahwa bahwa 6 dari 10 perusahaan telah memecat karyawan gen Z tahun ini.

Sebanyak 50% dari hasil survei memberi alasan meliputi rendahnya motivasi kerja, kurangnya profesionalisme, hingga lemahnya kemampuan komunikasi yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi perusahaan.

Dikutip dari euronews pada Jumat, 10 Januari 2025 Huy Nguyen selaku penasihat utama pendidikan dan pengembangan karier di Intelligent menyampaikan, "Banyak lulusan baru mungkin kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena ini bisa menjadi kontras besar dari apa yang biasa mereka alami selama perjalanan pendidikan mereka. Mereka sering kali tidak siap untuk lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya di tempat kerja, dan harapan untuk bekerja secara mandiri," ujarnya.

Baca Juga: Gelombang PHK Melanda: Lebih dari 80.000 Orang Kehilangan Pekerjaan per Desember 2024, Jakarta Tercatat Paling Terdampak

"Meskipun mereka mungkin memiliki pengetahuan teoretis dari perguruan tinggi, sering kali mereka kurang memiliki pengalaman dunia nyata dan keterampilan lunak yang diperlukan untuk berhasil di lingkungan kerja," tambahnya.

Dalam laporan tersebut, para pemberi kerja menyoroti sejumlah kualitas utama yang menjadi prioritas mereka dalam merekrut karyawan baru, terutama dari generasi muda.

Kualitas yang paling dicari meliputi kemampuan untuk menunjukkan inisiatif secara mandiri dan mempertahankan sikap positif dalam menghadapi tantangan di tempat kerja.

Hal lain yang juga menjadi perhatian, meskipun dengan tingkat prioritas lebih rendah, adalah bagaimana calon karyawan memanfaatkan media sosial.

Kehadiran media sosial yang mencerminkan profesionalisme dan menghindari konten kontroversial, seperti diskusi politik yang memecah belah, juga dianggap sebagai indikator positif yang memengaruhi keputusan perekrutan. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Thread @radiosmartfm959

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X