GENMUSLIM.id - Membiarkan anak mengisap jempol adalah tindakan yang umum terjadi pada fase oral, yaitu periode psikologis antara usia 0-18 bulan di mana bayi menemukan kepuasan dengan memasukkan objek ke mulut mereka.
American Academy of Pediatrics (APA) mencatat bahwa refleks menghisap jempol secara alami sangat kuat dan memberikan efek menenangkan.
Bayi menggunakan mulutnya sebagai alat eksplorasi, memasukkan jari atau benda-benda ke dalam mulut seperti menghisap jempol merupakan cara untuk memahami dunia di sekitar mereka.
Saat mempelajari parenting, Ayah Bunda perlu tahu dalam periode ini, mulut menjadi ‘jendela’ utama anak untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya.
Para ahli menyarankan agar dalam pola parenting bayi, orang tua tidak melarang bayi menghisap jempol atau jari selama itu dilakukan dalam kondisi kebersihan.
Walaupun begitu, American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa kebanyakan anak akan berhenti mengisap jempol secara alami antara usia 2-4 tahun.
Beberapa ahli bahkan menyarankan untuk mengatasi kebiasaan menghisap jempol sebelum usia 3 tahun.
Sementara APA merekomendasikan penanganan pada anak-anak yang masih menghisap jempol setelah berusia 5 tahun.
Melanie Potock, seorang Pediatric Feeding Expert menjelaskan bahwa kebiasaan menghisap jempol dapat mengubah bentuk wajah anak-anak.
Aktivitas tersebut memberikan tekanan pada atap mulut, yang dapat menggeser tulang rahang.
Selain itu, aktivitas menghisap jempol juga dapat mempengaruhi posisi lidah anak dalam mulut.
Juga berpotensi menyebabkan perubahan pada bagian mata, hidung, dan struktur wajah lainnya seiring berjalannya waktu.