GENMUSLIM.id — Satu lagi tradisi unik untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia yakni tradisi Maudu Lompoa tepatnya di Desa Cikoang, Takalar Provinsi Sulawesi Selatan.
Tradisi Maudu Lompoa digelar setiap tahunnya pada 29 Rabiul Awal oleh warga dan lapisan masyarakat Desa Cikoang.
Perlu diketahui, pergelaran Maudu Lompoa di Desa Cikoang ini membutuhkan persiapan selama 40 hari sebelum pelaksanaan acara puncak.
Tak hanya sebatas peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, acara Maudu Lompoa bagi masyarakat Desa Cikoang mempunyai makna mendalam seputar falsafah hidup yang berkaitan dengan alam semesta.
Baca Juga: Ke Yogyakarta, Yuk! Ada Budaya Grebeg Maulud Sebagai Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Loh
Persiapan Maudu Lompoa diawali dengan je'ne-je'ne sappara yaitu mandi pada Bulan Safar oleh masyarakat Cikoang yang dipimpin oleh sesepuh atau guru adat.
Kegiatan lain yang juga dilakukan dalam persiapan yaitu menyediakan ayam, beras, minyak kelapa, telur, perahu, kertas warna-warni, pakaian dan hasil bumi lainnya.
Ayam-ayam yang akan dijadikan jamuan dalam puncak perayaan harus dikurung selama 40 hari agar sehat dan hanya mendapat makanan yang bersih dan bagus.
Keunikan dari tradisi Maudu Lompoa ini terletak pada julung-julung atau kapal kayu yang dihias sedemikian rupa menggunakan kain warna-warni.
Kapal-kapal inilah yang menjadi simbol masuknya Islam ke Nusantara khususnya di Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Di dalam kapal itu terdapat berbagai macam bahan pokok mulai dari telur yang juga diwarnai serta hasil bumi dari wilayah sekitar Kabupaten Takalar.
Selain telur dan hasil bumi, julung-julung juga diisi dengan perlengkapan sehari-hari seperti pakaian, celana, sampai perlengkapan mandi seperti pasta gigi dan sabun.
Semua hiasan yang terdapat di dalam julung-julung merupakan sebuah simbolisasi bahwa ajaran Islam masuk ke wilayah Cikoang dibawa oleh para pedagang.
Baca Juga: Inilah 5 Tradisi dan Budaya Maulid Nabi Muhammad SAW di Berbagai Negara? Simak Penjelasannya!