Namun, jika anak merasa tidak aman, maka bagian ini akan aktif layaknya sebuah alarm kebakaran.
Baca Juga: Tahukah Kamu Apa Saja Keutamaan 10 Hari Pertama di Bulan Dzuhijjah? Berikut adalah 4 Keutamaannya!
Dampaknya, anak jadi tidak bisa berpikir, pikirannya akan kacau, dan perilakuknya pun tidak terarah.
Kira-kira begitulah kondisi otak anak saat tantrum atau saat sedang menangis histeris.
Dengan analogi ini, jika orang tua menyuruh anak yang sedang menangis untuk diam; apalagi dengan nada bicara yang tinggi, maka alarm kebakaran ini malah makin kenceng bukannya mereda.
Alhasil, otak anak akan semakin panik, makin chaos dan makin tidak tahu harus berbuat apa, dan akhirnya si anak makin kencang nangisnya.
Baca Juga: Kisah Hikmah Abbad bin Bisyir, Sahabat Nabi dari Anshar yang Syahid di Perang Yamamah
Dan dalam kondisi inilah hal yang paling ditakutkan anak terjadi; orang tua yang panik atau bahkan kesel, akhirnya tiba-tiba memukul anak hingga si anak terdiam.
Lantas, apakah diamnya si anak ini pertanda baik? Tentu tidak.
Diamnya si anak adalah bentuk kaget dan mungkin traumatis, dari sinilah kesehatan mental anak mulai terganggu atau lazim disebut sebagai toxic stress.
Si anak mulai berpikir, “apa salahnya aku nangis, kok aku dipukul?”, para orang tua harus ingat bahwa mereka masih anak-anak, perlu kasih sayang dan pengertian, bukan ancaman!
Semoga kedepannya para orang tua tidak lagi menyuruh anak yang sedang menangis untuk diam, tetapi menenangkannya dengan kalimat-kalimat yang sejuk atau dengan tindakan yang membuatnya tenang. ***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.