Pesantren ini didirikan oleh KH. Arifin Nur pada tahun 2008, yang merupakan santri dari KH. Arwani Amin.
Metode tahfidznya juga menggunakan pendekatan Yanbu’a, sehingga santri di sini sangat fokus pada hafalan Al-Qur'an.
Selain mendidik santri dalam bidang tahfidz, pesantren ini juga berupaya menyiapkan mereka sebagai generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia.
Banyak santri Nahdlatul Qur'an yang kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau berperan aktif dalam dakwah.
3. Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin
Pesantren ini terkenal dengan kajian kitab kuning atau kitab-kitab klasik.
Fokus utamanya adalah pada pendidikan agama Islam, dengan metode pengajaran sorogan dan bandongan.
Didirikan oleh KH. Raden Asnawi pada tahun 1927, pesantren ini telah melahirkan banyak tokoh agama.
Santri di Raudlatut Tholibin tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga berkesempatan mengikuti pendidikan formal.
Fleksibilitas inilah yang menjadikan pesantren ini salah satu pilihan terbaik bagi mereka yang ingin belajar agama tanpa meninggalkan pendidikan sekolah.
4. Pondok Pesantren Al Mawaddah
Al Mawaddah terkenal sebagai pesantren yang menekankan pendidikan entrepreneurship.
Santri di pesantren ini dididik untuk mandiri secara finansial, bahkan mereka tidak boleh menerima uang saku dari orang tua.
Pesantren ini memberi ruang bagi santri untuk berwirausaha sesuai bakat dan minatnya.