GENMUSLIM.id - Sebuah tragedi keluarga melibatkan mantan atlet sepak bola Indonesia, Kurnia Meiga, yang merupakan mantan kiper timnas Indonesia ini dilaporkan terlibat dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
Peristiwa yang terjadi dalam rumah tangga Kurnia Meiga ini, mengguncang banyak pihak, memunculkan pertanyaan tentang pentingnya mengenali sifat asli pasangan sebelum menikah, sesuai dengan ajaran Islam.
Kurnia Meiga, yang sebelumnya dikenal sebagai seorang atlet yang berprestasi, kini mendapati dirinya terperangkap dalam sorotan media dan hukum karena tuduhan KDRT terhadap istrinya.
Kejadian dari rumah tangga Kurnia Meiga ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya melihat sifat asli pasangan sebelum memutuskan untuk menikah, sebagaimana disarankan oleh ajaran Islam.
Baca Juga: KDRT! Salah Satu Cara Iblis Dalam Mewujudkan Misi Besarnya Di Kehidupan Rumah Tangga …
Menurut ajaran Islam, pernikahan bukanlah sekadar ikatan fisik, tetapi juga ikatan spiritual dan emosional yang didasarkan pada kejujuran, pengertian, dan kasih sayang.
Oleh karena itu, penting bagi calon pasangan untuk saling mengenal satu sama lain dengan baik sebelum memutuskan untuk menikah.
Kasus KDRT yang melibatkan Kurnia Meiga menegaskan bahwa mengenali sifat asli pasangan sebelum menikah merupakan langkah yang krusial dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis.
Hal ini mengingatkan bahwa tidak selalu mudah untuk melihat sifat asli seseorang, terutama dalam suasana asmara yang mempesona.
Baca Juga: Pentingnya Membekali Diri dengan Pendidikan Pranikah: Kunci Pencegahan KDRT pada Generasi Muda
Dalam konteks kasus ini, pengetahuan akan sifat asli pasangan sebelum menikah dapat menjadi penjaga bagi kedua belah pihak dari berbagai konflik dan masalah yang mungkin timbul di kemudian hari.
Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya membangun hubungan berdasarkan kejujuran dan pengertian.
Mengenali sifat asli pasangan sebelum menikah juga membantu menghindari kemungkinan adanya kesenjangan antara ekspektasi dan realitas dalam hubungan pernikahan.
Banyak konflik rumah tangga dipicu oleh perbedaan antara harapan dan kenyataan, yang dapat diatasi dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat dan karakter pasangan.
