Sehingga anak memiliki kesempatan untuk belajar dan mampu untuk membuat keputusan.
2. Ayah dan Ibu akan memberikan uang jika kamu nantinya mendapatkan nilai bagus
Memberi uang atau Hadist saat anak mendapat nilai bagus, atau merampungkan tugas sekolah lainnya, ternyata tidak disarankan untuk dilakukan.
Saat orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai memuaskan di sekolah, potensi anak yang lainnya akan layu sebelum bisa berkembang.
Nilai dan prestasi di sekolah memang penting, tapi orang tua juga perlu mendukung perkembangan berbagai aspek lainnya dalam kehidupan sang anak agar tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan positif.
Baca Juga: Konsistensi dan Kesabaran dalam Mempelajari Parenting: Proses Mendidik Anak Tidak BIsa Mendadak
3. Ayah atau Ibu tidak percaya kamu
John Arrow pemilik Mutual Mobile sebuah perusahaan teknologi terkemuka meyampaikan bahwa saat dia duduk di kelas lima, dia dan teman-temannya menulis surat kabar sekolah yang langsung habis terjual.
Namun, mereka tidak melakukan pengecekan fakta terlebih dahulu.
Akibat dari hal tersebut sang kepala sekolahnya pun menjadi sangat marah dan teman-temannya mendapat masalah dengan orang tua mereka berbeda dengan orang tua John.
Orang tua Jhon yang hanya tertawa dan menyuruhnya untuk memperbaiki kesalahannya.
"Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya," ungkap John.
4. Ayah atau Ibu menambahkan uang saku supaya kamu bisa beli apapun yang kamu mau.
Kebiasaan orang tua memanjakan anak memberikan dampak negatif seperti ini membuat anak membuat anak tidak bisa belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.