Meski Tumbuh Hanya dengan Ibu, Inilah Cara Mengasuh Anak Yatim Agar Tidak Fatherless Menurut dr. Aisah Dahlan

Photo Author
- Jumat, 11 Agustus 2023 | 15:30 WIB
ilustrasi anak yatim yang mengunjungi makan ayahnya  ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: freepik))
ilustrasi anak yatim yang mengunjungi makan ayahnya ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: freepik))
GENMUSLIM.id - Fatherless merupakan istilah yang menggambarkan kondisi anak yang tumbuh tanpa peran ayah dan hal ini umum terjadi pada anak yatim.
 
Sementara anak yatim menurut Islam merupakan anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya dan belum sampai waktu baligh, baik karena sudah mencapai usia baligh (15 tahun) atau karena mimpi basah.  
 
Sejatinya, tak ada anak yang ingin kehilangan sosok ayah, baik dipisahkan karena keadaan atau menjadi yatim karena kematian. 
 
Sebagai anak yang ditinggal wafat ayahnya, anak yatim akan kehilangan role model yang mengajarkan ketegasan, karena ibu secara fitrahnya melambangkan kelembutan. 
 
 
Hal ini tentu menjadi dilematis bagi ibu karena harus berperan ganda untuk menghadirkan sosok ayah dalam masa tumbuh kembang anaknya.  
 
Beberapa pendapat menganjurkan, peran ayah sebagai sosok penuh ketegasan ini digantikan oleh laki-laki dewasa dari kalangan kerabat, seperti om atau kakek dari anak yatim tersebut. 
 
Anak harus didekatkan dengan om atau kakeknya agar mereka bisa belajar sifat dan ketegasan laki-laki dari mereka. 
 
Hal ini sangat membantu jika ibu mempunyai support system berupa keluarga yang lengkap dan utuh. 
 
Namun sayangnya, tidak semua seberuntung itu.
 
 
Tak dapat dipungkiri, banyak ibu yang harus berjuang sendiri tanpa laki-laki di rumahnya. 
 
Hal ini tentunya menjadi masalah tersendiri, bagaimana anak bisa tumbuh dengan baik tanpa peran ayah di rumah tangganya.
 
Dilansir GENMUSLIM pada 10 Agustus 2023 dari akun Youtube Andromedia yang menjadikan dr. Aisah Dahlan sebagai pematerinya, dalam webinar tersebut seorang audience bertanya terkait cara bersikap agar anak yatimnya mendapatkan sosok ayah dan tidak menjadi fatherless.
 
"Sebagai ibu, kita harus tahu apa peran utama seorang ayah dalam rumah tangga. biasanya yang paling menonjol dari peran seorang ayah adalah memberikan visi dan misi," ujar dr. Aisah Dahlan. 
 
Menurutnya, para ibu yang diberi peran istimewa ini dapat belajar dari kisah Nabi Ibrahim kepada Nabi Ismail dan  Luqman kepada anaknya mengenai visi misi besar untuk kehidupan anaknya, yakni La tusyrika billah, jangan menyekutukan Allah. 
 
 
Ibu, yang dulu sebagai pelaksana harian visi misi, kini tidak lagi cukup dengan sekadar membacakan buku-buku ketauhidan pada anak atau mencarikan sekolah dengan konsep islam dan lainnya. 
 
Setelah suaminya wafat, ibulah yang harus memegang visi misi ini dengan menjelaskan kepada anak secara serius, yakni memberi penjelasan terkait konsep ketuhanan secara maskulin. 
 
Jadi, ketika seorang ibu diberi tanggungg tanggung jawab untuk berperan ganda, ibu harus bisa menentukan waktu kapan menjadi tegas dan kapan menjadi orang yang penuh kelembutan.
 
"Sementara sosok ayah adalah orang yg tega, jadi ibu harus belajar tega untuk beberapa hal, terutama terkait ketuhanan," tutur dokter yang akrab dipangggil Bu Isah. 
 
Selain itu, setiap kali harus memerankan peran sebagai ayah, ibu harus selalu minta pertolongan Allah agar diberi kemudahan dan anak diberi pemahaman yang baik. ***

Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Youtube Andromedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X