Menurut Amnesty International, penelitian mereka terhadap aturan di 38 negara Eropa menemukan bahwa,
Prancis adalah satu-satunya negara yang menerapkan larangan terhadap penutup kepala keagamaan baik secara hukum nasional maupun dalam peraturan olahraga individu.
Larangan hijab di Olimpiade dan Paralimpiade 2024 ini berdampak luas pada kehidupan atlet wanita Muslim di Prancis.
Hélène Bâ, seorang pemain basket, mengatakan kepada Amnesty International bahwa larangan hijab di Olimpiade adalah
"Bentuk pelanggaran yang jelas terhadap prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan aturan Olimpiade, serta mengancam hak-hak dasar dan kebebasan kita,
Menurut saya ini akan menjadi momen yang memalukan bagi Prancis."
Larangan penggunaan hijab tidak hanya berlaku saat Olimpiade dan Paralimpiade,
Tetapi juga diberlakukan di sejumlah cabang olahraga seperti sepak bola, bola basket, dan bola voli, baik di level profesional maupun amatir.
Kebijakan ini menyebabkan banyak perempuan Muslim tidak hanya dihalangi untuk berpartisipasi dalam olahraga,
Tetapi juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dan kompetisi yang diperlukan untuk mencapai level Olimpiade dan Paralimpiade 2024.
Larangan ini menghasilkan pengalaman yang memalukan, menyebabkan trauma, dan menimbulkan rasa takut,
Yang mengakibatkan banyak perempuan dan anak perempuan menghentikan aktivitas olahraga yang mereka gemari atau bahkan mencari kesempatan di luar negeri. ***