“Dia (keluarga) melihat di lapangan ‘itu kok kurang banyak’. ‘Kok kelihatannya gak bekerja’, dan dia minta masuk," terangnya.
"Nah ini sudah kami antisipasi, kami jelaskan termasuk tadi malam juga sudah dijelaskan secara rinci proses identifikasi yang dilakukan oleh DVI, Inavis, butuh waktu saja,” ujar Suharyanto.
Harapan di Tengah Puing
Untuk meredakan kegelisahan, BNPB menegaskan segala daya dan upaya kini telah dimaksimalkan.
Alat berat dikerahkan secara masif, tim medis bersiaga, dan identifikasi korban dilakukan seteliti mungkin.
Baca Juga: Proses Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: Tim SAR Pakai Alat Berat Usai Masa Golden Time Berakhir
“Kemudian juga alat berat juga serang masuk secara masif untuk mempercepat. Semuanya sudah kita lakukan. Semuanya sudah kita lakukan,” tegas Suharyanto.
Di sisi lain, terdapat bahaya yang mengiringi insiden runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny, terlebih bagi para relawan hingga keluarga korban yang menanti di area evakuasi.
Bahaya Patahan Pancake
Sebelumnya, Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menjelaskan bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo runtuh dengan pola pancake collapse, yaitu tumpukan lantai yang saling menimpa dari atas ke bawah.
Syafii menilai, kondisi ini sangat berbahaya karena puing yang bertumpuk bisa runtuh kembali sewaktu-waktu.
“Sehingga dari kondisi ini kalau dalam istilah SAR, tipe reruntuhannya sebenarnya tipe pancake," terang Syafii di lokasi kejadian, Sidoarjo, pada Rabu, 1 Oktober 2025.
"(Hal itu) harus dilaksanakan penanganan khusus pada saat begitu tim SAR hadir melaksanakan dengan fasilitas yang dimiliki," imbuhnya.
Tipe Reruntuhan seperti Kasus WTC
Dalam laporan dalam dunia konstruksi yang dikutip dari Designing Buildings UK, reruntuhan tipe pancake disebut sebagai salah satu bentuk patahan yang berawal dari kegagalan satu struktur lalu merambat ke bagian lain.
Tercatat, fenomena ini juga pernah terjadi di Bronx, New York, pada 1980 dan lebih tragis lagi pada runtuhnya menara kembar WTC tahun 2001 silam.
Perbandingan ini membuat banyak pihak sadar, tragedi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo bukan sekadar insiden yang terjadi di Indonesia, melainkan juga bagian dari masalah serius tentang konstruksi dan keselamatan bangunan yang pernah terjadi di dunia.***