nasional

Komdigi Bersama Komunitas dan Dunia Usaha Sepakat Rumuskan Adopsi AI di Acara CITCOM CONNEXT 2025

Jumat, 25 April 2025 | 10:16 WIB
Acara CITCOM CONNEXT 2025 di Bandung, pada 22 April 2025 (Foto: GENMUSLIM.id/dok: CITCOM CONNEXT 2025)

“Semakin simpel pekerjaan seseorang, misalnya pekerjaan cleaning service maka akan semakin cepat pekerjaannya digantikan oleh Artificial Intelligence. Semakin kompleks pekerjaan seseorang maka akan semakin sulit digantikan oleh Artificial Intelligence, pekerjaan kompleks ini misalnya level manajer dan CEO. Saat ini, Artificial Intelligence sudah pada tahapan dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang kompleks tersebut”, kata Sabrang.

Baca Juga: Baru Teken Pakta Integritas, Meutya Hafid Auto Puyeng Usai Belasan Oknum Pegawai Komdigi Ketahuan Bina Judi Online

AI Dalam Olahraga

Optimisme disampaikan oleh Adhitia Herawan yang merupakan CEO Persib Bandung. Ia menyatakan bahwa Artificial Intelligence sangat membantunya dalam menganalisa jalannya permainan sepakbola, kualitas pemain hingga pemain mana yang harus diganti pada babak kedua permainan.

“Terdapat kamera yang merekam real time semua pergerakan pemain. Statistik bahwa Persib Bandung permainannya lebih baik di babak kedua adalah karena Artificial Intelligence mencatat atribut matrix pergerakan bahkan hingga detak jantung. Komparasi data pertandingan dan Latihan. Hal-hal seperti arah passing dan hitmap tergambar semua secara jelas dalam Analisa AI”, kata Adhitia.

Penyesuaian Regulasi

Terakhir, tanggapan positif diutarakan oleh Martyn Terpilowski yang optimis bahwa AI hanya akan menggantikan manusia di sektor-sektor pekerjaan yang manusia tidak ingin lakukan.

Kepercayaan ini mengingat Perusahaan-perusahaan AI seperti Open AI dan Chat GPT telah menginvestasikan milyaran dollar Amerika Serikat untuk merugikan manusia.

Baca Juga: Presiden Prabowo Kaget Drone Bisa Tabur Benih 25 Hektare Sehari, Petani di Jabar Ini Pernah Keluhkan Harga Sewanya

Yang menurutnya menjadi tantangan adalah kemauan dan komitmen pemerintah untuk membuat perubahan regulasi yang mempersulit kepercayaan investor terutama terkait teknologi AI.

“Kita harus fokus kepada inovasi dan pemerintah harus mendukung inovasi di bidang AI. Sebab, orang akan berinvestasi ke sektor usaha AI adalah dengan tujuan penjaminan yang jelas dari pemerintah bahwa bisnis tersebut dapat bertahan dari generasi ke generasi. Sejauh ini tantangan yang masih ada adalah regulasi yang menyulitkan investor dan perlu disimplifikasi. Menurutnya, Indonesia perlu lebih membuka diri dengan mempermudah investasi dari luar seperti layaknya Vietnam. Hingga saat ini, banyak Perusahaan teknologi telah berinvestasi di Vietnam seperti contoh salah satunya adalah Intel”, pungkas Martyn Terpilowski.***

Halaman:

Tags

Terkini