nasional

Bedah Polemik Makan Bergizi Gratis: Apakah Menjadi Solusi Berkelanjutan atau Justru Beban Anggaran Negara?

Rabu, 22 Januari 2025 | 20:19 WIB
Makan Bergizi Gratis Gagasan Besar yang Memicu Polemik Panjang, Benarkah Ini Solusi Jangka Panjang? (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @radarbanjarmasin)

GENMUSLIM.id – Pada Kamis, 16 Januari 2025, sebuah insiden keracunan makanan yang melibatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyita perhatian publik.

Sebanyak 40 siswa SD Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu yang disediakan oleh program makan bergizi gratis dan keracunan ini diduga akibat makanan yang basi atau pengolahan yang tidak tepat, seperti ayam yang tidak direbus dengan benar sebelum dimasak.

Program makan bergizi gratis ini bermula dengan tujuan untuk menyediakan makan siang bergizi bagi siswa dari tingkat PAUD, SD, hingga SMP, sebagai bagian dari upaya pemenuhan gizi dan peningkatan pengetahuan gizi untuk menciptakan generasi emas 2045.

Dikutip GENMUSLIM dari YouTube Sekar Ayunda Spiritual, Rabu, 22 Januari 2025, program ini awalnya dikenal dengan nama "Makan Siang Gratis", namun kemudian berubah menjadi "Makan Bergizi Gratis" dengan tujuan yang lebih spesifik.

Baca Juga: Reza Indragiri Ingatkan Deddy Corbuzier Agar Tidak Abusif Menanggapi Protes Anak soal Makan Bergizi Gratis

Namun, meski tujuannya mulia, program ini menghadapi berbagai polemik, terutama terkait anggaran.

Menurut laporan Tempo, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa anggaran makan bergizi gratis sebesar Rp10.000 per anak dan ibu hamil cukup untuk memenuhi kebutuhan di daerah tertentu.

Namun, anggaran tersebut ternyata tidak mencukupi, dan pada akhirnya DPR menyetujui anggaran sebesar Rp71 triliun untuk program ini, yang masih kurang Rp29 triliun dari anggaran yang dibutuhkan, yakni Rp100 triliun.

Program ini pun mengalami kesulitan dalam distribusi anggaran, dengan beberapa daerah, seperti Papua, harus menambah anggaran sendiri karena biaya per porsi yang sangat tinggi.

Kurangnya perencanaan yang matang dan alokasi anggaran yang tidak tepat menjadi sorotan. Bahkan, untuk mendanai program ini, beberapa anggaran infrastruktur harus dipangkas, dan dana dari pemerintah daerah serta infak masyarakat turut digunakan.

Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis: Presiden Prabowo Ucap Hormati Orangtua dan Guru, Tak Perlu Berterima Kasih pada Saya

Hal ini mengundang kritik karena dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur kini dialihkan untuk program makan bergizi gratis.

Terkait pelaksanaan program ini, banyak yang meragukan kualitas dan keberlanjutannya. Beberapa warga yang menerima paket makanannya melaporkan bahwa makanan yang disediakan kurang bergizi, dengan beberapa menu yang rasanya tidak enak.

Komentar dari netizen dan penerima manfaat menunjukkan ketidakpuasan terhadap menu yang disajikan, seperti ayam yang keras dan sayuran yang tidak segar.

Halaman:

Tags

Terkini