Kemudian, Steiner menyoroti arsitektur rumahnya yang bertahan dari kobaran api kebakaran di LA.
"Aku berpikir, jika suatu saat terjadi gempa bumi itu adalah ancaman terakhir yang mungkin terjadi ke depannya," ungkap Steiner.
"Sejujurnya aku tidak berpikir kebakaran adalah ancaman terakhir yang justru terjadi. Arsitekturnya cukup bagus. Namun, yang paling bagus adalah plesteran dan atap anti apinya," tambahnya.
Profesor berusia 64 tahun itu pun menilai kejadian ini sebagai sebuah keajaiban, sebab pada saat kebakaran terjadi dirinya sudah pasrah rumahnya tidak akan selamat namun takdir berkata lain.
"Orang-orang mulai menghubungiku, mengatakan, 'Rumah kamu ada di semua di berita'," tandas Steiner seraya mengingat kembali rumahnya yang bertahan dari musibah itu.***