GENMUSLIM.id - Pengungkapan kasus ini bermula dari transaksi uang palsu di Kabupaten Gowa yang membawa aparat ke lokasi produksi di Kampus UIN Alauddin.
Kemudian, polisi menemukan peralatan lengkap untuk mencetak uang palsu di UIN Alauddin, termasuk kertas dan tinta khusus.
Nilai uang palsu yang ditemukan di UIN Alauddin mencapai ratusan juta rupiah.
Irjen Yudhiawan Wibisono selaku Kapolda Sulsel menjelaskan bahwa sindikat ini telah mempelajari cara memproduksi uang palsu sejak 2010.
Produksi masif mulai dilakukan pada 2022 dengan alat cetak canggih yang dipesan dari Cina seharga Rp 600 juta.
Dalam beberapa bulan, sindikat mencetak uang palsu senilai ratusan juta rupiah, kemudian sebagian beredar di masyarakat.
Dikutip GENMUSLIM dari TikTok @hushwatchid pada 24 Desember 2024, beberapa tersangka yang sampai saat ini telah terungkap adalah sebanyak 17 orang.
Diantaranya memiliki masing-masing peran penting dalam melakukan produksi uang palsu.
Mereka adalah sebagai berikut:
1. AI (47 tahun) sebagai kepala perpustakaan dan pengelola alat cetak di kampus.
2. FR (38 tahun) sebagai karyawan bank dan bertugas untuk mendistribusikan uang palsu.
3. RS (40 tahun) sebagai ASN yang membantu logistik.
4. TN (35 tahun) sebagai politisi lokal yang menggunakan uang palsu untuk mendukung pencalonannya.