Ia berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam setiap ucapannya, terutama saat berbicara di depan umum.
“Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun, apalagi merendahkan pekerjaan seseorang. Kejadian ini akan menjadi pelajaran berharga bagi saya,” ujar Gus Miftah menambahkan.
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama tokoh publik, untuk selalu berhati-hati dalam berbicara.
Baca Juga: Menkomdigi Ajak Dai dan MUI Perangi Judi Online, Bangun Kesadaran Moral Umat di Era Digital!
Candaan yang mungkin dimaksudkan untuk mencairkan suasana bisa saja diterima berbeda oleh pendengar, apalagi jika konteksnya tidak dipahami secara menyeluruh.
Gus Miftah berharap masyarakat dapat memaafkan kekhilafannya dan tetap mendukungnya dalam berdakwah serta menjalankan tugasnya sebagai utusan kerukunan beragama.
Ia juga mengajak semua pihak untuk menjadikan kejadian ini sebagai refleksi bersama tentang pentingnya menjaga harmoni dalam komunikasi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Melalui klarifikasi ini, Gus Miftah berupaya menegaskan komitmennya untuk terus menyampaikan dakwah dengan penuh tanggung jawab dan tetap menjaga hubungan baik dengan semua kalangan masyarakat.***