GENMUSLIM.id – Bank Rakyat Indonesia (BRI) selalu memberikan pelayanan masyarakat demi meningkatkan perekonomian khususnya pada pelaku usaha kecil.
Sejak tahun 2021 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk membentuk Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Berkat Holding Ultra Mikro BRI banyak masyarakat yang sangat terbantu dari modal pinjaman PNM Mekaar, salah satunya Neneng seorang pedagang kue dan baju di daerah Rindam, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Dari laman resmi BRI.co.id Genmuslim melansir pada Selasa, 25 Juni 2024, Neneng menceritakan kisahnya sebagai pedagang kecil yang menjual kue dan baju.
Neneng mengawali usahanya dengan menjual kue kering sejak tahun 2012 namun sempat terombang-ambing akibat pandemi Covid-19 melanda.
"Kue tersebut saya jual dengan sistem pre order. Dari usaha kue kering itu, terkumpul modal usaha baru, kemudian saya manfaatkan untuk berjualan baju secara kredit ke orang-orang.
Namun usaha saya sempat anjlok akibat pandemi covid-19," kata Neneng mengawali ceritanya.
Baca Juga: Ipar Adalah Maut: Bencana Dalam Keluarga Akibat Inner Child Yang Terluka, Siapa Yang Salah?
Karena minimnya modal untuk melanjutkan usahanya yang cukup lama tak berjalan, Neneng dikenalkan oleh temannya dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT PNM.
Program Mekaar dari PT PNM merupakan layanan pinjaman modal usaha yang diluncurkan sejak 2015 untuk perempuan Prasejahtera pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saya kemudian mencoba pinjam modal ke PNM Mekaar sekitar tahun 2021-2022. Saya mendapat pinjaman sekitar Rp 6 Juta.
Program tersebut saya manfaatkan untuk menjalankan usaha jualan baju, karena saya pikir saat itu makanan sudah banyak pesaingnya," pungkas Neneng.
Baca Juga: Sinopsis Sinetron Saleha 25 Juni 2024: Kasian Nando Dicuekin Saleha, Isabella Menangis, Ada Apa?
Neneng juga mengaku hasil dari keuntungannya berjualan baju bisa ia pergunakan sebagai modalnya untuk membuka kembali usaha kue kering bernama 'Nastar Jadoel Emaknye Ociit'.
Tak disangka produknya laris sehingga Neneng banyak menerima pesanan macam-macam kue kering.
Mulai dari nastar, sagu keju, putri salju, biji ketapang hingga rempeyek. Kue tersebut masing-masing dibandrol harga Rp 40.000 hingga Rp 60.000 per toples.
Tak hanya kue kering, Neneng juga menerima pesanan dimsum yang kebanyakan pembelinya adalah mahasiswa dari kampus sekitar tempat usahanya di Jakarta Timur.
Ia menjadi reseller dimsum yang ia pesan terlebih dahulu melalui WhatsApp.
"Setelah bergabung PNM Mekaar, saya tak hanya mendapat pinjaman modal usaha tetapi jadi kenal dengan anggota PNM lainnya," tambah Neneng.
Melalui kelompok dan komunitas ini Neneng dapat memperluas pemasaran dan menambah target pembeli.
Dengan pendapatannya yang terus meningkat Neneng bisa meraih omzet usaha di atas Rp 5 juta perbulan.
Ia pun merasa sangat bersyukur, berkat modal pinjaman dari PNM Mekaar ia dapat kembali bangkit dan meneruskan usahanya yang sempat karam.
Bahkan Neneng dari usahanya ini Neneng dapat membantu perekonomian keluarga dan menyekolahkan anaknya tanpa kendala biaya sama sekali.
Pada kesempatan lain, direktur Bisnis Mikro BRI mengungkapkan komitmennya untuk mengembangkan ekonomi di tingkat grassroot melalui Holding Ultra Mikro (UMi).
Hal ini merupakan contoh nyata transformasi ekonomi sejati dimulai dari bawah.
Melalui pemberdayaan pelaku usaha mikro yang terus berlanjut, pembangunan ekonomi baik secara lokal maupun nasional akan terus bertumbuh.***