GENMUSLIM.id – Ahok BTP, mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini aktif kampanye untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, terang-terangan tidak setuju terhadap janji-janji Anies Baswedan dalam satu pertemuan di NTT.
Ahok BPT mengingatkan warga terkait janji Anies Baswedan saat kampanye Pilgub DKI Jakarta pada 2019, terutama terkait DP nol persen untuk rumah.
Ahok BTP menyoroti program kerja DP nol persen yang dijanjikan Anies Baswedan dan mempertanyakan keberlanjutan serta keberhasilannya.
Baca Juga: Dengan Kehadiran Artificial Intelligence atau AI, Apakah Ada Resiko Sosial yang Perlu Diwaspadai ?
Dalam suasana yang ramai, Ahok BTP mengingatkan masyarakat agar tidak terpedaya oleh janji-janji yang dianggapnya tidak realistis.
Ahok juga menyinggung program Nawacita yang dijalankan oleh Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun, lebih cocok dijalankan oleh Ganjar Pranowo.
Menurutnya, Nawacita yang digagas oleh PDI Perjuangan, partai yang mendukung Jokowi, harus diteruskan oleh pemimpin yang memahami nilai-nilai dan tujuan dari program tersebut.
Dalam pandangan Ahok, Ganjar Pranowo adalah sosok yang dapat meneruskan visi Nawacita dengan baik.
Baca Juga: Anies Baswedan: Tak Dapat Tiket Tak Perlu Khawatir, Tetap Boleh Kok Ikut Kumpul Akbar di JIS
Pertemuan Ahok dengan warga di NTT juga menjadi ajang untuk mengingatkan tentang masa lalunya sebagai Gubernur DKI Jakarta dan perbandingannya dengan kinerja Anies Baswedan.
Ahok kritik janji-janji kampanye Anies, terutama terkait program DP nol persen untuk rumah.
Ahok secara lugas menyampaikan bahwa janji semacam itu mungkin dapat menciptakan harapan, tetapi pada kenyataannya, pelaksanaannya menjadi rumit dan berpotensi memberatkan masyarakat.
Dalam konteks kampanye Pilpres 2024, Ahok mencoba meyakinkan masyarakat bahwa kebijakan yang diusung oleh Ganjar Pranowo dan Mahfud MD lebih sesuai dengan pembangunan yang sudah berjalan selama 10 tahun.
Dengan menyoroti program Nawacita yang dijalankan oleh Jokowi, Ahok berusaha meyakinkan pemilih bahwa kontinuitas dalam arah pembangunan nasional perlu dipertahankan, dan pasangan Anies-Muhaimin dinilai tidak mampu melakukannya.