nasional

KPAI: Indonesia Alami Darurat Kekerasan Anak (Bullying) di Sekolah, Dapatkah Homeschooling jadi Alternatif?

Senin, 4 Desember 2023 | 20:30 WIB
Homescholling jadi pilihan pendidikan untuk anak yang sedang populer bagi orang tua ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Devy Kumalasari/Canva))

GENMUSLIM.id - Komisioner KPAI mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami darurat kekerasan anak (bullying) khususnya di dunia pendidikan (sekolah).

Fakta maraknya kekerasan anak (bullying) inilah yang memunculkan kekhawatiran orangtua, sehingga homeschooling digadang-gadang sebagai alternatif yang tepat.

Homeschooling dianggap menjadi pilihan yang semakin unggul dikalangan para orang tua, ditengah kian ramainya kasus kekerasan anak (bullying).

Baca Juga: Gibran Berikan Pesan untuk Pelaku Ekonomi Kreatif Indonesia: Work Life Balance Harus Ditekankan!

Selain faktor maraknya bullying, alasan minimnya interaksi sosial kini tidak dapat disangkal karena ada banyak komunitas anak sekolah homeschooling yang bisa menjadi ruang untuk anak berkumpul dan bersosial sesuai wilayah geografisnya.

Apalagi kasus bullying terbanyak 26 persen terjadi pada jenjang pendidikan SD, yang mana pada usia ini anak melalui tahap eksplorasi sosial dan bakat.

Homeschooling menjadi langkah yang tepat untuk mengarahkan anak dalam mengasah bakat mereka.

Homeschooling punya keunggulan pada pengaturan yang bisa dipilih orangtua.

Orangtua bisa memilih tujuan pembelajaran yang bisa memperluas kesempatan anak dalam mengasah bakatnya.

Baca Juga: Parenting untuk Anak Usia Dini: Apa yang Harus Orang Tua Lakukan Ketika Anak Menjadi Pendiam Bila Berada di Sekolah

Perkembangan teknologi juga membantu homeschooling menjadi semakin mudah diterima masyarakat dengan desain sekolah online yang sempat diterapkan selama masa pandemi.

Sayangnya, hingga Agustus 2023 KPAI dan FSGI mencatat ada 810 kasus bullying yang terjadi di sekolah dan luar sekolah.

Ini membuktikan bahwa bullying tidak hanya terjadi di sekolah, maka anak-anak homeschooling  juga beresiko alami bullying pula.

Masalah bullying menjadi kompleks, ini menunjukkan bahwa bukan permasalahan penempatan belajar, melainkan pengawasan orang dewasa di setiap kegiatan anak.

Halaman:

Tags

Terkini